BOLASPORT.COM - Eks gelandang Liverpool, Graeme Souness, mengakui bahwa Mohamed Salah adalah pemain terbaik di dunia saat ini. Akan tetapi, dia terganggu dengan sifat egoistis penyerang timnas Mesir itu.
Pelatih Liverpool, Juergen Klopp, mengatakan bahwa Mohamed Salah layak direken sebagai pemain terbaik di dunia saat ini.
Hal tersebut disampaikan Klopp setelah Mo Salah mencetak gol spektakuler ke gawang Manchester City dalam laga pekan ke-7 Liga Inggris di Anfield, Minggu (3/10/2021).
Dalam pertandingan yang berkesudahan dengan skor imbang 2-2 itu, Mo Salah menjadi pemain paling cemerlang dengan torehan 1 gol dan 1 assist.
Gol penyerang timnas Mesir itu dicetak pada menit ke-76.
Baca Juga: Marquinhos Sebut Pernyataan Neymar soal Pensiun setelah Piala Dunia 2022 Disalahartikan
Mo Salah sukses mengecoh beberapa pemain Man City sebelum melepaskan tembakan terukur dari dalam kotak penalti.
"Kalau Lionel Messi atau Cristiano Ronaldo yang mencetak gol itu, seluruh dunia mengatakan gol Mo Salah layak dianggap kelas dunia," ucap Klopp seperti dikutip BolaSport.com dari Evening Standard.
"Mo Salah sudah jelas pemain terbaik dunia. Seperti itu kenyataannya," tutur nakhoda asal Jerman itu.
Di lain kesempatan, Graeme Souness mengaku sependapat dengan klaim tersebut.
Namun, Souness tak senang dengan sifat egoistis yang dimiliki striker berusia 29 tahun itu.
"Saya setuju dengan Juergen Klopp bahwa Mohamed Salah telah menjadi pemain terbaik di dunia musim ini," kata Souness seperti dikutip BolaSport.com dari The Times.
Baca Juga: Susunan Pemain Barcelona vs Real Madrid - 4 Debutan El Clasico, Gavi Jadi Starter Termuda di Abad 21
"Dia mungkin pemain yang serakah seperti yang saya lihat."
"Semua pemain top memang memiliki unsur itu, tetapi dia sangat egoistis."
"Target pribadi sangat penting baginya dan dia menembak dari setiap sudut yang memungkinkan, yang terkadang membuat rekan satu timnya frustrasi, terutama Sadio Mane."
"Para pemain mau menerimanya karena dia sangat bagus."
"Ketika dia tidak menyamakan kedudukan, dia mencetak gol atau membuat penjaga gawang bekerja sehingga tindak lanjutnya adalah tap-in untuk seseorang, yang membuat sulit bagi siapa pun untuk mengkritiknya."
"Dia bahkan mungkin menganggapnya sebagai pujian bahwa saya pikir dia adalah pemain paling egoistis yang pernah saya lihat karena dia adalah mesin gol," ujar pria berusia 68 tahun itu menambahkan.
Baca Juga: Inter Milan Vs Juventus - Tiga Poin Harga Mati bagi Sang Juara Bertahan
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Evening Standard, The Times |
Komentar