"Saya menjadi emosional. Saya tahu bahwa dalam kondisi lintasan kering saya akan mempunyai kecepatan yang baik."
"Misano adalah balapan kandang saya karena berjarak 10 kilometer dari tempat saya tinggal, kami mengikuti balapan di sini sejak tahun 2007 dan saya memenangkan tiga balapan. Saya berharap publik mengingat ini dan kesenangannya," tutur dia lagi.
Meski balapan kedua di Sirkuit Misano akhir pekan lalu menjadi balapan terakhirnya, Rossi merayakan momen tersebut dengan penuh kebahagiaan.
Pembalap berusia 42 tahun itu bahkan tidak menangis untuk menunjukkan kesedihannya menjalani balapan terakhir di rumah sendiri.
"Saya mencoba bersenang-senang, karena semua orang memberi tahu saya ada pelukan virtual dengan para penggemar," ucap Rossi.
"Di atas semua itu saya ingin mendapatkan balapan yang bagus, tetapi tidak benar bahwa saya pada akhirnya menangis."
"Saya bukannya tidak bisa menangis, itu hanya tidak mendatangi saya. Saya akan menangis, tetapi hanya karena saya memulai balapan dari urutan terakhir," kata dia menambahkan.
Baca Juga: Sudah Bertemu Presiden WADA, Ketua NOC Indonesia Sampaikan Kabar Baik Soal Sanksi
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : | GPOne.com |
Komentar