Gelar juara lalu direbut olehnya saat mencapai garis finis keempat pada balapan kedua di Sirkuit Misano, Italia.
Melihat penampilan Quartararo di Misano, Yamaha sebenarnya ragu karena dia memulai start dari belakang.
Sedangkan pesaing terdekat Quartararo di klasemen, Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo Team), meraih pole position.
Situasi ini berbahaya karena Bagnaia memiliki peluang memperkecil jarak ketinggalan dari Quartararo.
Baca Juga: Quartararo Ngidam, Ingin Duel Lawan Marquez yang Asli pada MotoGP 2022
Namun, keberuntungan datang kepada Quartararo setelah Bagnaia mengalami crash dan otomatis gagal meraih poin maksimal.
Hasil ini membuat Massimo Meregalli bisa bernafas lega karena Yamaha bisa tampil tanpa tekanan pada dua balapan tersisa.
"Pikiran pertama saya adalah mustahil menang di sini," kata Meregalli, dikutip BolaSport.com dari GPone.com.
"Dengan Fabio ke-15 dan Pecco di paling depan dan skuad Ducati mengawalnya, kami berpikir mereka akan menghalangi. Kami telah membayangkan skenario terbaik bahwa Fabio finis ke-6 atau ke-5."
"Lalu apa yang terjadi, akhirnya kami mengangkat beban besar yang berada di bahu kami. Kami akan pergi ke Portimao dan Valencia tanpa tekanan sedikitpun, namun dengan tujuan masih ingin memenangkan gelar yang masih hilang yaitu untuk tim dan konstruktor," tutur Meregalli.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | GPOne.com |
Komentar