Perubahan peraturan itu memungkinkan dia maju ke tingkat kejuaraan dunia setahun lebih awal dari biasanya. Namun, ada periode buruk dalam kariernya setelah pindah ke Moto3.
Pembalap asal Prancis itu dihantam oleh cedera, politik tim, dan faktor teknis di luar kendalinya. Dia tampak seperti lambang potensi gagal yang diperburuk oleh tekanan menumpuk dari penggemar dan media.
"Itu adalah motivasi pada awalnya," katanya kepada The Race dalam sebuah wawancara eksklusif ketika ditanya tentang tekanan dibandingkan dengan Marquez.
"Tetapi, kemudian ketika Anda mendapatkan hasil yang buruk, itu menjadi banyak tekanan. Saya membuat hasil yang buruk pada 2015 dan kemudian pergantian tim sedikit berantakan," aku Quartararo.
"Hasilnya sangat buruk, saya tidak pernah memenangkan balapan Moto3. Ketika saya di Moto3, saya memenangkan sembilan dari 11 balapan. Ada yang salah dengan saya. Pertama, tekanan yang saya miliki, kemudian kami pindah tim dengan Leopard."
"Seharusnya menggunakan motor Honda dan kemudian pada menit terakhir adalah KTM. Saya tidak senang dengan orang yang mengurus karier saya."
Periode usia 15-17 tahun cukup berat bagi Quartararo.
"Kaki saya lalu patah. Ada yang tidak beres, dan saya pikir secara mental saya tidak sekuat sekarang. Butuh banyak waktu bagi saya untuk kembali, bahkan ketika saya mengalami kecelakaan, saya terlalu lama untuk kembali ke kecepatan saya," tutur Quatararo.
Baca Juga: Sudah Rebut Gelar Juara, Yamaha Tanpa Tekanan pada 2 Balapan Tersisa
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | The Race |
Komentar