“Kami terus meningkatkan resolusi dan akurasi informasi. Saat ini, perkiraan cuaca sudah dapat memprediksikan sampai tingkat kecamatan. Namun, paling penting adalah bagaimana respons masyarakat. Kalau masyarakat tidak menjadikannya pedoman dan tidak memahami informasi BMKG, tentunya percuma,” ujar Fachri.
Untuk meningkatkan kewaspadaan masyarakat terkait dengan perubahan cuaca, BMKG juga terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Langkah ini diharapkan mampu mendorong masyarakat untuk memahami informasi sekaligus tindakan yang harus diambil ketika mendapat peringatan dini bencana.
“Saat ini kami pendekatannya impact based forecasting. Kami memberi prakiraan, kemudian apa langkah yang harus dilakukan dan dampaknya dari situasi yang diinformasikan. Bisa dilihat di platform signature.bmkg.go.id,” katanya.
Pihaknya juga tengah gencar melakukan edukasi via media sosial guna melawan hoaks yang menginformasikan prediksi musim, fenomena alam, hingga kejadian bencana.
“Intinya seluruh upaya dilakukan guna mengurangi risiko saat bencana terjadi,” pungkasnya.
Editor | : | Sheila Respati |
Komentar