"Lalu pada SS1 karena becek setelah semalaman hujan saya mengurangi kecepatan dengan melaju 107 km/j. Dan pada SS2 yang mulai mengering kecepatan saya 109 km/jam. Kesimpulannya, kecepatan saya kurang lebih sama," ujar Sean lagi.
Melihat dari sisi video, mereka mendapatkan fakta kondisi yang berbeda di area gravel. Di sana terdapat gundukan tambahan yang menyebabkan Citroen C3 R5 terbang dan terguling.
"Nah, gundukan tambahan itulah yang saya tidak mendapat laporan keberadaannya. Karena selama SS1 dari video yang kami buka ulang terlihat tidak ada," tutur Sean.
"Tapi semestinya ada yang memberitahu ke semua peserta bahwa lintasan telah berubah."
Baca Juga: Sean Gelael Jadi Runner-up pada World Endurance Championship 2021
Nuno kemudian menjelaskan dari sisi mobil. Dia memastikan Citroen C3 R5 tidak memiliki masalah sebelum mengikuti perlombaan.
"Di Meikarta panjang lintasan 5,3 km di mana 5 km adalah tarmac (aspal) dan sisanya gravel. Jadi wajar kalau setelan mobilnya adalah untuk tarmac," kata Nuno.
"Dan dengan setelan seperti itu jika ada perubahan lintasan di area gravel tentu bisa memengaruhi apa pun, termasuk kecelakaan. Dan pada pagi hari sebelum SS1 kami keliling naik motor melihat lintasan dan semua normal."
Adapun Silva juga menyatakan demikian bahwa mobil yang dikendarai Sean sudah memenuhi standar reli dunia.
"Sean sebenarnya tidak melaju terlalu kencang, dalam taraf wajar karena statusnya ekshibisi. Pembelajarannya adalah, lintasan memang harus dipastikan aman dan layak," ujar Silva.
Baca Juga: Tampil Gemilang, Sean Gelael Dkk Sukses Finis Kedua di Bahrain
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | JAGONYA AYAM |
Komentar