“Saya pikir hasilnya tergantung pada siapa yang dapat memanfaatkan kemampuan seni bela diri campuran mereka secara keseluruhan, siapa yang benar-benar dapat memadukan jarak dan gaya bertarung, serta siapa yang memiliki kemampuan yang lebih lengkap."
"Ini adalah pertarungan yang bisa dimenangi siapa pun. Saya pikir hati dan kemauan mereka pasti akan diuji. Saya tak sabar untuk melihat siapa yang akan menang dan menjadi juara World Grand Prix.”
Angela Lee sendiri telah absen sejak kemenangan terakhirnya pada Oktober 2019 atas petarung China, Xiong Jing Nan.
Sejak itu, Lee fokus menjadi seorang ibu, setelah melahirkan putrinya yang bernama Ava Marie pada awal tahun ini.
Superstar Singapura-Amerika berusia 25 tahun itu telah kembali ke gym dalam beberapa bulan terakhir untuk mempersiapkan dirinya untuk mempertahankan gelar yang telah dia pegang begitu lama.
Lee diharapkan akan kembali ke dalam circle ONE Championship pada awal 2022.
Namun, banyak yang telah berubah sejak dia terakhir kali melangkah ke dalam circle dan banyak penantang baru yang memiliki perkembangan pesat.
“Atomweight adalah divisi yang paling ramai oleh petarung-petarung berbakat."
"Pada Grand Prix ini kita melihat begitu banyak wajah baru dan kita memiliki daftar pesaing yang lengkap."
"Setelah final ini, saya akan fokus pada siapa lawan berikutnya."
"Akan ada lebih banyak tantangan yang datang setelah itu, jadi selangkah demi selangkah saya akan mengatasinya,” kata Angela, sebelum mengirimkan pesannya ke Stamp dan Ritu.
“Saya hanya ingin berharap yang terbaik untuk kalian. Saya tahu bahwa kalian berdua telah berlatih sangat keras."
"Turnamen ini akan segera berakhir. Memiliki gelar juara dunia Grand Prix benar-benar istimewa dan saya tahu kalian berdua akan berjuang sangat keras. Saya menantikan untuk bertemu dengan pemenang pada tahun depan.”
Angela Lee menjadi juara atomweight ONE Championship sejak titel itu diluncurkan pada 2016.
Lee sudah 4 kali mempertahankan sabuk juaranya dengan mengalahkan Jenny Huang (2017), Istela Nunes (2017), Mei Yamaguchi (2018), dan Xiong Jing Nan (2019).
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | ONE Championship |
Komentar