Dari ketiga tim Bundesliga tadi, semuanya memiliki beberapa kesamaan dalam cara mereka bermain untuk menaklukkan Muenchen.
Pertama, tekanan tinggi dan intens yang memaksa Bayern Muenchen untuk mencari bola yang lebih panjang dan menarik otak permainan, Joshua Kimmich, keluar dari posisinya.
Mereka juga bertransisi dengan kecepatan tinggi yang membuat para pemainnya dengan cepat tiba di area Manuel Neuer dengan keunggulan jumlah pemain.
Baca Juga: AC Milan vs Liverpool - Bukan Cuma Harga Diri, Juga demi 202 Miliar di Lemari
Pertahanan Bayern Muenchen sendiri tidak bermain dari belakang dengan baik ketika berada di bawah tekanan.
Kedua, tidak pantang menyerah menjadi kunci dari membalikkan keadaan saat melawan Muenchen.
Saat Frankfurt membalikkan keadaan di Allianz Arena, salah satu kuncinya adalah terus berkomitmen.
Hal itulah yang turut dilakukan Gladbach dan Augsburg.
Baca Juga: Untuk Layani Cristiano Ronaldo, Man United Disarankan Andalkan Satu Pemain Ini
Tekad untuk terus maju dari lawan memaksa Die Roten untuk mengekspos diri mereka lebih jauh, terutama pada bola-bola panjang.
Ketiga, meski terlihat seperti bunuh diri, cara mengalahkan Bayern Muenchen adalah bermain tanpa rasa takut.
Mengancam mereka kapan pun bisa dilakukan oleh Barcelona dengan materi pemain mereka saat ini yang didominasi oleh pemain muda.
Keberuntungan juga mengambil peran dalam hal ini.
Baca Juga: Menurut Ralf Rangnick, Ada 2 Pemain Manchester United yang Nyaris Sempurna dalam Formasi 4-2-2-2
Tentu saja Bayern Muenchen akan menciptakan peluang dan Barcelona juga membutuhkan keberuntungan dari peluang lawan untuk menciptakan sebuah momentum.
Pendekatan tim-tim yang mengalahkan Muenchen tidak terlalu berbeda dari DNA Barcelona.
Penekanan dan transisi langsung menjadi kunci bagi El Barca.
Ketiga jurus tadi bisa diterapkan oleh armada Xavi Hernandez dengan hanya perlu menemukan intensitas dan fokus selama pertandingan berlangsung.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | Sport, Transfermarkt.com |
Komentar