BOLASPORT.COM - Mantan pembalap MotoGP, Casey Stoner, berbicara tentang kenikmatan yang dia rasakan saat bergabung dengan Honda ketimbang Ducati.
Berbicara kepada Simon Crafar dari reporter pitlane MotoGP, Casey Stoner mengenang ketika masa-masanya saat menjadi pembalap.
Kendati cuma tujuh tahun berkarier di ajang balap MotoGP, Stoner cukup punya pengaruh besar di dunia balap motor.
Sosok berjuluk Kuri-kuri Boy itu tercatat sebagai pembalap yang berhasil meraih gelar juara dunia MotoGP melalui dua tim berbeda yakni Ducati pada tahun 2007 dan Honda pada tahun 2012.
Baca Juga: Fabio Quartararo Mau Langsung Bentrok dengan Francesco Bagnaia pada MotoGP 2022
Berkat pencapaiannya tersebut, Stoner pun tetap dikenal sampai saat ini.
Meski selama berkarier di kelas utama, pria Australia itu cuma membela tim Ducati dan Honda.
Di awal perbincangannya dengan Simon Crafar, Stoner mencoba membandingkan ajang balap MotoGP dan F1.
Baca Juga: Posisinya di Tim Pabrikan Ducati Terancam, Francesco Bagnaia Puji Jorge Martin
Perbandingan tersebut dituturkan Casey Stoner untuk mengetahui kompleksnya ajang balap MotoGP dari gaya balap masing-masing rider.
Sebab, setiap pembalap MotoGP masing-masing memiliki gaya membalap sendiri dan susah diikuti 100 persen.
"Saya pikir setiap rival yang saya hadapi selalu memiliki titik kuat masing-masing. Tidak ada dua pembalap dengan tipe yang sama, tidak ada dua motor yang mirip, tidak ada cara membelok yang sama," tutur Stoner, dikutip BolaSport.com dari laman MotoGP.
Baca Juga: Gandeng Juara dan Runner Up Moto2, KTM Egois Tendang Iker Lecuona
"Selalu ada cara berbeda untuk memahami segalanya. Seperti pepatah lama, ada banyak cara untuk menyelesaikan sebuah pekerjaan."
"Itu adalah keindahan olahraga ini, tidak seperti balap mobil, khususnya F1, di mana setiap pembalap didikte oleh aero dan mereka semua mengaspal di racing line yang sama."
"Di sini kita punya banyak pilihan, banyak cara berbeda untuk menyerang di sirkuit yang sangat mirip," kata Stoner menjelaskan.
Lebih lanjut, Casey Stoner mengaku mengagumi kelebihan yang dimiliki Jorge Lorenzo dan Valentino Rossi.
Kedua pembalap tersebut adalah sebagian rival yang pernah dihadapi Stoner selama berkarier di MotoGP.
Meski kagum dengan kemampuan Lorenzo dan Rossi, Stoner menilai kemampuan balap Dani Pedrosa adalah yang paling membuat dia tercengang.
"Jorge Lorenzo memiliki banyak hal yang saya inginkan. Kemampuan Valentino Rossi bertarung dan cara dia membaca balapan, terutama ketika muncul sedikit kerumitan," tutur Stoner.
"Akan tetapi, orang yang paling saya pelajari dalam karier saya, karena saya membalap bersama dia sepanjang karier saya adalah Dani Pedrosa."
"Cara dia menemukan kecepatan dan hal-hal lain terkadang membuat Anda tercengang, Anda akan berpikir 'Bagaimana dia melakukan itu?'," kata dia lagi.
Baca Juga: Aleix Espargaro Bicara Masa Depan: Pertimbangkan Pensiun Usai MotoGP 2022
Casey Stoner kemudian menceritakan perbedaan perjalanan kariernya bersama Honda dan Ducati.
Menurut pria 36 tahun itu, berkarier bersama Honda sangat menyenangkan apalagi ketika satu tim dengan Dani Pedrosa.
Sebab, Stoner mendapat banyak referensi cara membalap dari Pedrosa dengan melihat data miliknya.
Sementara itu, di Ducati, Stoner adalah pembalap terbaik. Sehingga dia kesulitan membandingkan penampilannya dengan rider-rider lainnya.
Baca Juga: UFC 269 - Dampak Positif Dustin Poirier Jika Rebut Gelar Charles Oliviera
"Ketika saya menjadi rekan setimnya pada tahun 2011, itu adalah yang terbaik yang pernah terjadi pada saya karena beberapa tahun sebelumnya di Ducati, saya tidak menemukan kesalahan, saya tidak pernah bisa melihat data rekan setim saya untuk mengetahui bagaimana melangkah lebih cepat," tutur Stoner.
"Jadi itu negatif bagi saya karena saya tidak punya siapa pun yang membantu saya mengatakan 'Oke, Anda dapat meningkatkan sedikit di bagian ini karena mereka dapat lebih cepat dari Anda pada bagian itu' dan itu adalah manfaat besar bagi saya."
"Dengan Dani, saya bisa melihat apa yang bisa dia lakukan di beberapa bagian lintasan dengan motor yang sama, dia mampu benar-benar menghancurkan saya."
"Saya bisa belajar banyak dari itu dan menambah kekuatan saya, mengetahui saya memiliki rekan yang cepat untuk mengatasi beberapa kelemahan saya," kata dia menambahkan.
Editor | : | Diya Farida Purnawangsuni |
Sumber | : | MotoGP.com |
Komentar