Juga cuma mendapat motor lawas, Bastinini dua kali finis tiga besar pada MotoGP San Marino dan MotoGP Emilia Romagna yang digelar di tempat yang sama.
Seperti kata Rossi, Marini lemah saat start. Ini berkebalikan dengan Bastianini yang lemah di kualifikasi tetapi kuat saat lomba.
Pembalap yang dikenal analitis itu bisa menggunakan pengalamannya dari musim lalu untuk berkembang.
Marini menjadi satu-satunya pembalap yang selalu finis dalam 18 seri musim lalu. Dia pun merasa puas ketika berbicara kemajuan dari awal hingga akhir musim.
Baca Juga: Dibanding Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo, Fabio Quartararo Mudah Diatur
"Ketika saya melihat di mana posisi saya pada awalnya dan sekarang, saya merasa puas," tutur runner-up Moto2 2020 itu.
"Saya telah berkembang sebagai pembalap dan manusia. Pada akhirnya ini adalah musim yang positif dari sudut pandang saya."
"Saya tahu sulit untuk mengincar pencapaian tinggi."
"Jadi saya hanya mencoba mendapatkan pengalaman sebanyak mungkin, selalu finis, berjuang sekuat tenaga, belajar dan memahaminya."
Baca Juga: Fabio Quartararo Minta Syarat jika Yamaha Ingin Perpanjang Kontraknya
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Corsedimoto.com |
Komentar