BOLASPORT.COM - Valentino Rossi percaya Luca Marini bisa meraih hasil yang lebih baik pada MotoGP 2022.
Valentino Rossi secara resmi menyerahkan tongkat estafet kepada Luca Marini, adiknya, pada musim terakhirnya di MotoGP.
Musim depan ekspektasi lebih tinggi dibawa Luca Marini karena tidak lagi berstatus sebagai pembalap debutan.
Lebih-lebih, dukungan teknis mumpuni akan dimiliki Marini pada MotoGP 2022.
Baca Juga: Pol Espargaro Akui Pawang Sejati Motor Honda Cuma Marc Marquez
Tahun depan pembalap VR46 Racing tersebut akan mendapatkan motor pabrikan Ducati Desmosedici GP22.
Marini menjadi satu-satunya pembalap yang mendapat motor baru Ducati di luar tim pabrikan asal Borgo Panigale itu dan tim 'junior', Pramac Racing.
Kepala kru terakhir Rossi, David Munoz, juga akan diwariskan kepada Marini.
Rossi sendiri percaya Marini akan tampil lebih baik. Kesulitan pada musim lalu menjadi modal berharga bagi Marini untuk meningkatkan diri.
Baca Juga: Walau Ambyar pada MotoGP 2021, Marc Marquez Masih Pembalap Terbaik
"Pada awalnya dia memiliki masalah yang lebih banyak dari perkiraan," kata Rossi, dilansir dari Corse di Moto.
"Dari sudut pandang saya, mereka tidak mengikuti arah yang tepat dalam hal motor dan posisi berkendaranya, tetapi itu tidak mudah dilakukan pada musim debut."
"Dia masih harus meningkatkan diri dalam lomba, terutama saat start dan beberapa lap pertama, dia harus mencoba lebih agresif."
"Saya pikir tahun kita akan melihat Luca yang berbeda, yang bersaing untuk posisi-posisi penting," sambungnya.
Baca Juga: Si Pembawa Sukses Michael Schumacher di F1 Dirayu Gabung Ferrari Lagi
Pencapaian Marini pada musim lalu sulit dibilang memuaskan, lebih-lebih ketika dibandingkan dengan rekan setimnya.
Musim lalu Marini berada di peringkat ke-19 klasemen dengan koleksi 41 poin.
Pencapaian terbaiknya adalah finis di posisi kelima dalam lomba flag-to-flag pada seri MotoGP Austria.
Adapun rekan setim Marini, Enea Bastianini, berada di peringkat 11 dengan raihan 102 poin.
Baca Juga: Honda Mustahil Serahkan Motor Valentino Rossi, Memang Mau Buat Apa?
Juga cuma mendapat motor lawas, Bastinini dua kali finis tiga besar pada MotoGP San Marino dan MotoGP Emilia Romagna yang digelar di tempat yang sama.
Seperti kata Rossi, Marini lemah saat start. Ini berkebalikan dengan Bastianini yang lemah di kualifikasi tetapi kuat saat lomba.
Pembalap yang dikenal analitis itu bisa menggunakan pengalamannya dari musim lalu untuk berkembang.
Marini menjadi satu-satunya pembalap yang selalu finis dalam 18 seri musim lalu. Dia pun merasa puas ketika berbicara kemajuan dari awal hingga akhir musim.
Baca Juga: Dibanding Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo, Fabio Quartararo Mudah Diatur
"Ketika saya melihat di mana posisi saya pada awalnya dan sekarang, saya merasa puas," tutur runner-up Moto2 2020 itu.
"Saya telah berkembang sebagai pembalap dan manusia. Pada akhirnya ini adalah musim yang positif dari sudut pandang saya."
"Saya tahu sulit untuk mengincar pencapaian tinggi."
"Jadi saya hanya mencoba mendapatkan pengalaman sebanyak mungkin, selalu finis, berjuang sekuat tenaga, belajar dan memahaminya."
Baca Juga: Fabio Quartararo Minta Syarat jika Yamaha Ingin Perpanjang Kontraknya
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Corsedimoto.com |
Komentar