BOLASPORT.COM - Pebulu tangkis tunggal putri Spanyol, Carolina Marin, menyatakan secara resmi bahwa dia tidak akan berpartisipasi pada Kejuaraan Dunia 2021 BWF, 12-19 Desember di Palacio de los Deportes Carolina Marin Arena, Huelva, Spanyol.
Carolina Marin dinyatakan belum bisa pulih tepat waktu dari cedera lutut serius yang dideritanya pada Maret kemarin.
Seperti yang diumumkan pada Jumat (10/12/2021) Desember ini, Carolina Marín akhirnya tidak akan bisa berlaga pada kejuaraan dunia yang sejak pekan ini menjadi kampung halaman pemegang tiga gelar juara dunia tersebut.
Baca Juga: Marcus/Kevin Absen pada Kejuaraan Dunia 2021, Ganda Putra Malaysia Manfaatkan Kesempatan
Meskipun dia telah mencoba sampai saat-saat terakhir, Marin belum dapat pulih tepat waktu.
"Kami hanya dapat mengucapkan terima kasih, juga dorongan untuk juara kami, yang akan berada di Huelva (kampung halamannya) untuk kejuaraan dunia meskipun sayangnya dia harus melakukannya di luar lapangan," kata Federasi Bulu Tangkis Spanyol (FESBA).
Semula, Marin berencana comeback berkompetisi pada Kejuaraan Dunia 2021 yang digelar di kota kelahirannya, Huelva.
Cedera lutut ini membuat pemainn berusia 28 tahun itu gagal mempertahankan medali emas pada Olimpiade Tokyo 2020.
Sebelum cedera lutut kiri, Marin juga mengalami cedera ACL yang mengancam kariernya
di lutut kanannya saat final Indonesia Masters pada Januari 2019. Dia lalu terpaksa menjalani operasi dan proses rehabilitasi yang sulit.
Tetapi, Marin berhasil comeback delapan bulan setelah cedera itu untuk memenangkan gelar China Open 2019 dengan mengalahkan tunggal putri nomor satu dunia, Tai Tzu Ying, 14-21, 21-17, 21-18, pada September 2019.
Baca Juga: Daftar Peraih Emas asal Indonesia pada Kejuaraan Dunia BWF
Setelah menjalani operasi pada Juni untuk cedera ACL di lutut kirinya, Marin telah memulai
proses rehabilitasi dan telah menjalani beberapa latihan ringan pada Juli.
Marin tidak hanya harus berurusan dengan proses rehabilitasi fisik yang menyakitkan, tetapi dia juga harus berurusan dengan tekanan psikologis karena dia telah menderita ACL di kedua kakinya dalam waktu 3 tahun.
Selain itu, dia kehilangan ayahnya pada 26 Juli 2020 karena sakit, dan pandemi COVID-19
juga telah mengganggu hidupnya.
Menurut Marin, pelatihnya, Fernando Rivas, telah memainkan peran penting dalam hidupnya.
"Saya percaya pada takdir yang menempatkan Fernando di jalurnya. Dia datang menemui saya ketika saya berusia 13 tahun dan saya telah berlatih di Madrid sejak saya berusia 14 tahun. Fernando mengizinkan saya untuk membuat bulu tangkis terkenal di negara saya," tutur Marin.
"Tidak ada yang tahu bagaimana mengeja kata 'bulu tangkis' saat itu! Orangtua saya sangat berani membiarkan saya pergi ke Madrid untuk berlatih ketika saya berusia 14 tahun. Saya masih kecil," ucap Marin.
Marin juga menceritakan pertengkaran dengan Ibunya sat dia sedang merintis karier bulu tangkis.
Baca Juga: UFC 269 - Charles Oliveira Tak Peduli Diprediksi Kalah oleh Khabib Nurmagomedov
"Saya tidak banyak bertengkar dengan ayah saya. Dengan ibu, ya kami sering bertengkar karena kami berdua memiliki karakter yang kuat. Saya juga sering bertengkar dengan pelatih saya."
Ketika berbicara tentang faktor kunci di balik kesuksesannya dengan membandingkan antara bakat versus kerja keras, dia memilih yang terakhir.
"Saya sedikit percaya pada bakat dan lebih percaya akan kerja keras. Saya mulai bermain ketika saya berusia delapan tahun. Pada usia 20 tahun, saya berlatih sembilan jam sehari," kata Marin.
Absen Marin menambah daftar pebulu tangkis yang mundur dari Kejuaraan Dunia 2021. Sebelumnya, timnas bulu tangkis Indonesia, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying (Malaysia), dan Kento Momota (Jepang) sudah mengundurkan diri lebih dulu.
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Badminton.es |
Komentar