BOLASPORT.COM - Bukan hanya pencapaian bagus yang membuat manajer tim Ducati, Davide Tardozzi, senang pada MotoGP 2021.
MotoGP 2021 menjadi titik kebangkitan Ducati setelah mengalami periode sulit pada tahun lalu.
Perjudian dengan mengganti total susunan pembalap di tim pabrikan rupanya membuahkan hasil besar bagi Ducati pada musim lalu.
Jack Miller cukup mampu memenuhi ekspektasi kendati masalah konsistensi masih menjadi kendala pembalap asal Australia tersebut.
Baca Juga: Kondisi Marc Marquez Sudah Gawat, Honda Diam-diam Cari Pengganti?
Kejutan justru ditunjukkan Francesco Bagnaia yang sempat dipandang sebelah mata.
Bagnaia sempat diremehkan karena pencapaian yang kalah mentereng dibanding tiga pembalap seangkatannya: Fabio Quartararo, Joan Mir, dan Miguel Oliveira.
Namun begitu berhasil mencetak kemenangan pertama di kelas premier, Bagnaia menjelma menjadi pembalap yang sulit dikalahkan.
Bagnaia menjadi pembalap terbaik dalam enam seri terakhir dengan torehan 4 kemenangan, 1 podium lain, dan 5 pole position.
Baca Juga: Mau Seperti Rossi, Quartararo Ajak Hamilton Tukaran Motor MotoGP dengan Mobil F1
Pencapaian Bagnaia dan Miller turut membantu Ducati mendapatkan obat pelipur lara setelah gelar juara direbut Fabio Quartararo dari Yamaha.
Pabrikan asal Borgo Panigale tersebut mengamankan trofi dari kategori tim serta konstruktor.
Dalam wawancara dengan MotoGP, Tardozzi mengaku cukup puas dengan pencapaian duet Bagnaia dan Miller.
Bukan hanya pencapaian di lintasan yang membuat Tardozzi, tetapi juga atmosfer di dalam tim yang lebih cerah.
Baca Juga: Lebih Tua dari Quartararo-Bagnaia-Mir, Murid Rossi Sedih Baru Tahun Depan Naik ke Moto2
"Saya beri Ducati nilai 9 dari 10, karena saya pikir tim dan pembalap sudah bekerja sangat baik dan atmosfer di dalam tim sangat bagus," ujar Tardozzi, dikutip dari Corse di Moto.
"Kami menantikan nilai 10 dari 10 tahun depan. Tentunya ada beberapa bagian dari motor yang harus ditingkatkan."
"Sebagai gantinya, kami telah mengalami sebuah kesepahaman yang sempurna antara pembalap dan tim. Saya sangat mengapresiasi relasi bagus di antara mereka berdua."
"Mereka paham bahwa mereka adalah rival di lintasan tetapi mereka saling menghormati satu sama lain."
Baca Juga: Valentino Rossi Percaya Musim Depan Si Adik Luca Marini Tidak Seculun Musim Ini
Ducati sempat dihadapkan dengan dua pembalap setim yang tidak akur.
Andrea Dovizioso dan Jorge Lorenzo beberapa kali terlibat aksi saling sindir saat menjadi tumpuan Ducati pada 2017 dan 2018.
Kedatangan Danilo Petrucci sebagai pengganti Jorge Lorenzo tidak cukup banyak membantu.
Keduanya awalnya terlihat berteman dengan baik. Namun, manuver agresif Petrucci saat memenangi balapan MotoGP Italia 2019 merubah segalanya.
Baca Juga: Juara F1 2021 di Tengah Kontroversi, Max Verstappen Bilang Begini
Dovizioso, sempat memimpin pada lap terakhir, kurang terkesan karena merasa telah cukup membantu Petrucci pada awal kedatangannya ke Ducati.
Relasi Dovizioso dan Petrucci makin memburuk menyusul perseteruan keduanya pada kualifikasi MotoGP Aragon 2020.
Tardozzi sampai berharap Miller dan Bagnaia bisa bekerja sama tetapi tak perlu menjadi teman setelah presentasi tim Ducati untuk musim 2021.
"Sangat penting bagi pembalap kami untuk berkolaborasi, tetapi saat lomba mereka berjuang untuk diri mereka masing-masing," ucapnya kepada GPOne pada awal tahun ini.
Baca Juga: Daftar 5 Juara Termuda di F1, Max Verstappen Nomor Berapa?
Harapan Tardozzi tampaknya terkabul.
Pria yang dikenal emosional saat merayakan kemenangan pembalapnya itu berharap atmosfer positif ini akan terus bertahan di dalam tim Ducati.
"Saya harap suasananya akan tetap seperti ini ke depannya dan saya tidak sabar untuk melihat pembalap Ducati menjadi juara dunia pada 2022," ucap Tardozzi.
Baca Juga: Walau Merana, Valentino Rossi Tak Sia-sia Gabung Tim Satelit Yamaha
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | GPOne.com, Corsedimoto.com |
Komentar