Frustrasi yang berlebihan karena berada di posisi buncit membuat Vinales melakukan blayer gas pada beberapa lap terakhir balapan pertama pasca-paruh itu.
Vinales pun dibekukan pada seri berikutnya. Top Gun sebenarnya sudah meminta maaf, tetapi masa tersedia di Yamaha tak terselamatkan.
Pengabdian Vinales di Yamaha berakhir pada musim kelimanya. Dia gagal mencapai tujuan bergabung dngan Yamaha yaitu menjadi juara MotoGP.
Vinales diragukan akan menjadi juara dunia di kelas premier. setidaknya demikian pendapat dari Lin Jarvis.
Baca Juga: Demi Bahagia di MotoGP, Maverick Vinales Rela Korbankan 101 Miliar Gaji di Yamaha
Dalam wawancara dengan Moto Revue , Jarvis meragukan talenta alami Vinales sebagai pembalap.
Hanya saja, mentalitas yang kurang kuat disebut Jarvis tidak akan membawa Vinales ke target yang diharapkan.
"Dia memiliki talenta untuk menjadi juara dunia, tetapi saya tidak tahu apakah dia memiliki kekuatan mental," ucap Jarvis, dilansir dari Tuttomotoriweb .
Jarvis bahkan tidak segan berbicara lebih jauh dengan mengatakan bahwa aspek mental bukan sesuatu yang bisa diperbaiki.
Sosok Vinales pun tidak lagi dirindukan di Yamaha.
"Itu bukan sesuatu yang bisa diperbaiki dan bukan lagi masalah kami," sambung pria berkebangsaan Inggris Raya itu.
Baca Juga: Mercedes Cabut Banding Protes soal Restart dan Hasil Balapan F1 GP Abu Dhabi
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | tuttomotoriweb.it |
Komentar