"Awalnya, Yamaha tidak mau merekrut Valentino Rossi," kata Davide Brivio kepada Motorsport, dilansir BolaSport.com dari Motosan.
"Karena ada pandangan jika dia menang itu karena kemampuannya dan jika dia kalah maka semua akan fokus menyalahkan motornya," imbuhnya.
Setelah mendapat lampu hijau, manajer tim pabrikan Yamaha pada saat itu, Davide Brivio, melancarkan operasi klandestin alias operasi senyap.
Bersama Lin Jarvis yang sebagai salah satu direktur, Davide Brivio merancang komunikasi diam-diam dengan Valentino Rossi.
Baca Juga: Marc Marquez: Hidup Saya Sekarang Tak Akan Berarti Tanpa Motor
"Selama musim 2003 kami bertemu Valentino Rossi hampir di setiap akhir pekan balapan untuk membicarakan banyak hal," ucap Davide Brivio.
"Kami membicarakan tentang pembentukan tim, mekanik mana yang direkrut, bagaimana menghadapi tes dan sebagainya," imbuhnya.
Operasi klandestin ini kian menegangkan karena Davide Brivio harus menemukan tempat yang tepat untuk berdiskusi dengan Rossi.
"Masalahnya adalah di mana kami bertemu karena jika di paddock semua orang akan melihat dan di hotel semua jadi satu," ucap Brivio.
Baca Juga: Masalah Mental Maverick Vinales Tak Tertolong, Cuma Jadi Beban di Yamaha
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Motosan.es |
Komentar