BOLASPORT.COM - Tim Yamaha pernah melakukan sebuah operasi klandestin alias rahasia untuk membajak Valentino Rossi dari Honda.
Musim 2003 merupakan musim yang penting dalam perjalanan karier seorang Valentino Rossi di MotoGP.
Pada musim tersebut, Valentino Rossi berada dalam persimpangan untuk memilih langkah ke depan.
Setelah tiga tahun beruntun menuai sukses bersama Honda, Valentino Rossi memiliki hasrat untuk mencari tantangan baru.
Baca Juga: Quartararo Mau DIjadikan Tandem Marquez, Media Italia Ungkap Skenario Kiamat Yamaha
Hasrat pembalap asal Italia itu untuk pindah kian tinggi setelah melihat pandangan miring tentang kesuksesannya.
Keberhasilan Valentino Rossi mendominasi MotoGP dianggap bukan berasal dari kemampuannya melainkan motor Honda yang mumpuni.
Yamaha menjadi destinasi yang dipertimbangkan Valentino Rossi. Kebetulan, tawaran datang pada waktu yang pas.
Awalnya, pasukan Iwata masih berpikir dua kali menjalin kerja sama dengan pemilik nomor ikonik 46 tersebut.
Baca Juga: Valentino Rossi Akan Duet dengan Lando Norris pada Balapan Mobil
"Awalnya, Yamaha tidak mau merekrut Valentino Rossi," kata Davide Brivio kepada Motorsport, dilansir BolaSport.com dari Motosan.
"Karena ada pandangan jika dia menang itu karena kemampuannya dan jika dia kalah maka semua akan fokus menyalahkan motornya," imbuhnya.
Setelah mendapat lampu hijau, manajer tim pabrikan Yamaha pada saat itu, Davide Brivio, melancarkan operasi klandestin alias operasi senyap.
Bersama Lin Jarvis yang sebagai salah satu direktur, Davide Brivio merancang komunikasi diam-diam dengan Valentino Rossi.
Baca Juga: Marc Marquez: Hidup Saya Sekarang Tak Akan Berarti Tanpa Motor
"Selama musim 2003 kami bertemu Valentino Rossi hampir di setiap akhir pekan balapan untuk membicarakan banyak hal," ucap Davide Brivio.
"Kami membicarakan tentang pembentukan tim, mekanik mana yang direkrut, bagaimana menghadapi tes dan sebagainya," imbuhnya.
Operasi klandestin ini kian menegangkan karena Davide Brivio harus menemukan tempat yang tepat untuk berdiskusi dengan Rossi.
"Masalahnya adalah di mana kami bertemu karena jika di paddock semua orang akan melihat dan di hotel semua jadi satu," ucap Brivio.
Baca Juga: Masalah Mental Maverick Vinales Tak Tertolong, Cuma Jadi Beban di Yamaha
Pertemuan paling menegangkan antara pihak Yamaha dan Valentino Rossi terjadi di clinica mobile saat balapan di Republik Ceska.
"Salah satu episode paling aneh adalah yang terjadi di Mobile Clinic di Brno," kata Davide Brivio.
"Kami di sana untuk bertemu setelah jam 10 malam, di mana semua dokter dan fisioterapis sudah pergi."
"Kami membuka ritsleting tenda, pergi ke dalam dan duduk mengelilingi meja. Tiba-tiba kami mendengar suara motor mendekat, saya dan Lin Jarvis bersembunyi di bawah meja."
Baca Juga: Raul Fernandez Disebut Lin Jarvis Pernah Minta Gabung ke Yamaha
Proses negosiasi juga berjalan alot di mana Valentino Rossi melalui mantan manajernya, Gibo Badioli, mengajukan syarat yang tidak sedikit.
"Dari sisi ekonomi, tuntutan Badioli awalnya tidak proporsional, namun kami akhirnya mencapai kesepatakan," ucap Davide Brivio.
Situasi menegangkan juga terjadi saat Valentino Rossi pertama kalinya bertemu dengan motor yang akan dikendarainya hingga gantung helm.
"Setelah berjabat tangan, tiba saatnya dia ingin melihat motornya, itu terjadi di Sirkuit Donington Park (Inggris)," kata Brivio.
"Kami menunggu sampai dini hari karena kami ingin memastikan paddock telah bersih, dia datang dengan hoodie sehingga tak ada yang mengenalinya," imbuhnya.
Baca Juga: Kritikan Menohok Yamaha, Mental Juara Maverick Vinales Dipertanyakan
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Motosan.es |
Komentar