"Tetapi. kemudian mereka juga punya masalah pada 2015 ketika dia tidak memenangkan Kejuaraan Dunia dan harus kembali ke sasis lama untuk menemukan feeling lagi sehingga di tengah tikungan bekerja lebih baik," tutur Stoner.
"Saya tidak bisa duduk di sofa dan menilai apa yang terjadi baru-baru ini. Namun, saya tahu bahwa di tahun-tahun awal saya di Ducati, saya adalah satu-satunya pembalap Ducati di atas sementara yang lain berjuang."
"Saya juga tidak pernah berpikir motornya seburuk itu, lagipula kami masih bisa menang dengannya dan naik podium. Tetapi setiap pembalap berbeda dan menginginkan hal yang berbeda. Apakah itu masalah Honda atau di mana itu sangat sulit untuk dikatakan," ucap Stoner.
Stoner memastikan bahwa hanya bisa berbicara tentang kesulitan yang dia temui dengan beberapa sasis saat menguji Honda.
Sebagai pengingat, Stoner memenangkan gelar juara dunia keduanya di Repsol Honda pada 2011, sebelum mengakhiri karier balapnya satu musim kemudian pada usia 27 tahun.
Dia kemudian menguji Honda dan kembali ke Ducati pada akhir 2015. Untuk pabrikan dari Borgo Panigale, di mana Stoner memenangkan satu-satunya gelar pembalap MotoGP hingga saat ini pada 2007, ia terus mengisi peran pembalap penguji hingga 2018.
"Kami tahu betapa berbakatnya Marc. Pol (Espargaro) butuh beberapa saat, tetapi sekarang dia bergerak maju. Dia mungkin menemukan apa yang dia butuhkan," kata Stoner.
Baca Juga: Rexy Mainaky Jadi Direktur Kepelatihan Sektor Ganda BAM
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | Speedweek.com |
Komentar