"Jadwal di sini sangat berbeda dan itu merupakan perubahan besar bagi saya," kata Alaba.
"Terutama di musim panas, kehidupan berhenti total di sore hari."
"Ketika saya pertama kali di sini dan ingin makan malam, saya akan tiba di restoran pada pukul 8 malam dan sering duduk sendirian. Ketika saya pergi, pelanggan pertama datang," ucap Alaba melanjutkan.
Rupanya, kebiasaan makan malam di Spanyol berbeda dibandingkan dengan negara-negara Eropa lainnya.
Biasanya, orang-orang Eropa makan malam lebih awal, tetapi tidak dengan Spanyol.
Baca Juga: Buka 2022 dengan Cemberut, Carlo Ancelotti Alasan Real Madrid Masih Mode Liburan
Selain masalah jam makan, Alaba juga sempat kesulitan soal bahasa.
Meski demikian, Alaba mengaku sangat terbantu dengan keberadaan Carlo Ancelotti yang juga pernah menjadi pelatihnya saat masih di Bayern Muenchen.
"Hal ini sangat penting dan saya masih ingat dari waktu saya di Bayern pentingnya integrasi dengan rekan lain di klub ini," ucap Alaba.
"Fisioterapi Bayern selalu mendorong saya untuk berbicara dengan pemain asing dalam bahasa Jerman sehingga mereka dapat berintegrasi secepat mungkin."
"Carlo Ancelotti berbicara bahasa Spanyol dengan sempurna. Namun, semua orang di Munich juga memahaminya dengan baik. Semua orang di sana berbicara bahasa Inggris dengan sangat baik," tutur Alaba menambahkan.
Baca Juga: Hasil dan Klasemen Liga Spanyol - De Jong Tiru Kebiasaan Lionel Messi, Barcelona Dekati Real Madrid
Editor | : | Septian Tambunan |
Sumber | : | Marca |
Komentar