Baca Juga: Tunggal Putri Malaysia Ini Pilih Gabung di Klub daripada Kembali ke BAM
Namun, agar para profesional bisa berkembang, Ong mengatakan bahwa klub harus diberi restu untuk bersaing di turnamen internasional.
"Sekarang, masalahnya, ketika para atlet ini keluar dari program nasional, mereka sulit untuk mewakili negara," ucap Ong.
"Biarkan mereka bergabung dengan klub internasional. Misalnya, pemain bulu tangkis bisa mengikat diri dengan klub dari China misalnya, dan tetap mewakili Malaysia. Baik kementerian dan asosiasi dapat memberikan berkat mereka tanpa menetapkan persyaratan apa pun."
"Taiwan adalah contoh yang baik di mana sistem klub bekerja. Tai Tzu-ying (pemain tunggal putri No. 1) misalnya bermain untuk klub dan menggunakan sponsor mereka, Victor. Saat mewakili negara, dia menggunakan sponsor tim nasional Yonex," tutur Ong.
“Mereka memiliki pemahaman yang baik. Ini adalah situasi win-win untuk semua."
Ewe Hock menunjukkan bahwa Viktor Axelsen (Denmark) dan Juara Dunia 2021, Loh Kean Yew (Singapura) berlatih di Dubai dengan beberapa pemain lain dari berbagai negara tetapi persiapan "solo" mereka mendapat restu dari badan nasional masing-masing.
Ong Ewe Hock merasa bahwa bahkan badan internasional dapat berperan.
Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF), misalnya, dapat menyetujui keikutsertaan para pebulu tangkis untuk turnamen internasional tanpa harus mendapatkan persetujuan dari afiliasinya. Saat ini, BWF berhubungan langsung dengan federasi masing-masing negara.
Baca Juga: PBSI Setor Tunggal Putri Terbaik ke SEA Games meski Bentrok dengan Piala Thomas-Uber
"Tenis dan squash memiliki bagian profesional. Mengapa BWF tidak membentuk badan profesional juga di mana mereka dapat mengizinkan semua pemain independen bermain di bawah panji itu juga."
Ong Ewe Hock percaya semua olahraga, termasuk menyelam, renang, atletik dan squash, yang kehilangan beberapa atlet kunci dalam latihan pemusnahan baru-baru ini, dapat beralih ke klub untuk mendapatkan dukungan.
"Biarkan pemerintah, asosiasi dan klub bekerja sama. Bagaimanapun, mereka semua akan bertanding untuk negara. Untuk melakukan ini, kami perlu meninjau kebijakan olahraga kami yang dibuat beberapa dekade lalu."
Editor | : | Delia Mustikasari |
Sumber | : | The Star |
Komentar