BOLASPORT.COM - Direktur Teknik Honda Racing Corporation (HRC), Takeo Yokoyama, menyatakan pihaknya akan mengubah motor RC213V secara radikal untuk MotoGP 2022.
Setelah dua tahun gagal kompetitif, HRC mencoba untuk melakukan perubahan besar-besaran pada motor RC213V.
Bisa dibilang HRC akan melakukan perombakan besar-besaran setelah terakhir kali pada 16 tahun lalu.
Pabrikan asal Tokyo, Jepang itu berencana mengubah konsep desain pada motor mereka.
Baca Juga: Jelang MotoGP Indonesia 2022, Presiden Jokowi Tinjau Kesiapan Fasilitas Penunjang
Saat ini, HRC mengubah konsep desain motornya dari 'front-end' seperti RC16 milik KTM dan meniru seperti Ducati dan Aprilia dengan fokus pada 'rear-end'.
Ditanya mengenai tujuan mengubah desain motor RC213V, Takeo Yokoyama mengatakan demi memenangkan gelar.
"Untuk memenangkan gelar. Secara teknis apa yang ingin kami adalah menggunakan ban belakang secara lebih efektif. Kami mulai memahami bagaimana cara menggunakan ban," tutur Takeo Yokoyama, dilansir BolaSport.com dari laman MotoGP.
"Pada penghujung musim lalu, cara pembalap kami membalap dan menggunakan motor yang bersumber dari ban, mengalami perubahan, karena kami mulai lebih memahami."
Baca Juga: Stoner Khawatir dengan Cedera Marc Marquez yang Bisa Pengaruhi Kariernya
"Tapi tahun lalu, ada beberapa batasan untuk apa yang bisa kami lakukan dengan motor (pengembangan mesin terhenti karena COVID-19), jadi kami tidak bisa mengubah banyak hal secara radikal," tambahnya.
Faktor kegagalan Honda berjaya pada dua tahun terakhir adalah inkonsistensi performa Marc Marquez.
Marc Marquez merupakan pembalap andalan Honda sejak didatangkan pada 2013 dengan menggantikan posisi Casey Stoner.
Total enam gelar MotoGP telah disabet oleh pembalap berjuluk The Baby Alien itu bersama Honda.
Banyak pembalap selain Marquez juga turut merana pada dua tahun terakhir.
Baca Juga: Bocah Ajaib Pedro Acosta Akui Tolak Tawaran Naik ke MotoGP, Kenapa?
Oleh sebab itu, Honda bertekad mengubah mesin secara besar-besaran demi meraih hasil baik pada tahun 2022.
"Ya, ini desain ulang yang besar. Karena ketika kami kalah, ketika hasilnya buruk, lebih mudah melakukan perubahan radikal," tutur Takeo Yokoyama.
"Ketika Anda menang, lebih sulit untuk membuat perubahan radikal, tentu saja," ucap dia melanjutkan.
Baca Juga: Pembalap Muda Indonesia Mario Aji Optimistis pada Moto3 2022
Editor | : | Agung Kurniawan |
Sumber | : | MotoGP.com |
Komentar