BOLASPORT.COM - Legenda bulu tangkis Indonesia, Taufik Hidayat, angkat bicara mengenai agenda promosi dan degradasi pelatnas PBSI pada Januari ini.
Regenerasi tahunan di pelatnas bulu tangkis Cipayung sedang dalam proses pelaksanaan.
Setelah mendapat bibit-bibit baru dari Seleksi Nasional pada pekan lalu, 10-15 Januari, daftar penghuni pelatnas tahun 2022 akan segera diumumkan.
Regenerasi tentunya tak hanya melibatkan proses promosi tetapi juga degradasi.
Baca Juga: 321 Atlet Bulu Tangkis Berjuang di Ajang Seleknas demi Satu Tiket ke Pelatnas
Ketua Umum PP PBSI, Agung Firman Sampurna, mengatakan atlet-atlet pelatnas akan dievaluasi berdasarkan pencapaian mereka.
Peringkat disebut Agung juga tidak menjadi jaminan atlet pelatnas saat ini aman dari ancaman degradasi.
"Degradasi termasuk pada yang sudah punya ranking, tentunya seperti itu," ungkap Firman di sela-sela penutupan Seleknas, dilansir dari Tribunnews.com.
"Semua itu akan tergantung pada kinerja atletnya. Kinerja atletnya harus bagus, kemudian mereka harus menampilkan prestasi yang baik, yang membanggakan."
Baca Juga: Di Tengah Isu Praveen/Melati, Ketua PBSI Minta Promosi-Degradasi Pelatnas Jangan Jadi Kontroversi
Taufik Hidayat menganggap wajar agenda promosi dan degradasi di pelatnas.
Pemenang medali emas Olimpiade Athena 2004 menilai tidak ada yang salah ketika atlet yang kurang mumpuni dikeluarkan dari pelatnas.
"Iya itu (promosi dan degradasi) memang sudah tradisi tiap tahun," kata jagoan back-hand smash itu saat menghadiri Seleksnas.
"Kalau memang sudah tidak mumpuni di pelatnas, ya keluar. Keluar which is (yang mana) gak dipanggil lagi," tutur Taufik menambahkan.
Baca Juga: Perburuan Tiket Pelatnas Makin Panas, Banyak Unggulan Takluk pada Seleknas PBSI 2022
Meski demikian, Taufik memberi masukan kepada PBSI agar memberi penghargaan kepada atlet yang dikeluarkan dari pelatnas.
Taufik menuturkan ada kejadian di mana pemain pelatnas justru mengetahui kabar degradasi dari pemberitaan media.
"Menurut saya akan lebih wise (bijaksana) kalau mereka yang gak dipanggil lagi dikasih perhatian, penghargaan, ucapan terima kasih juga," ucap Taufik.
"Jadi mereka tahu informasi keluarnya tidak hanya dari media."
Baca Juga: Seleknas PBSI 2022 - Jawa Tengah Berjaya, Raih Gelar Terbanyak
"Dulu kalau saya kan keluar sendiri, cuma yang lain yang enggak dipanggil itu memang tahunya (didegradasi) hanya dari media," tutupnya.
Salah satu mantan pemain pelatnas yang pernah mengeluhkan sikap dingin PBSI dalam proses degradasi adalah Sony Dwi Kuncoro.
Pria yang satu podium dengan Taufik di Olimpiade Athena itu kecewa ketika PBSI mengeluarkan dirinya dari pelatnas tanpa didahului pemberitahuan resmi.
Kisah itu dibagikan Sony saat menanggapi kritik mantan jawara ganda campuran, Tontowi Ahmad, ketika mengundurkan diri dari pelatnas pada 2020.
Baca Juga: Tanggapi Berita Tontowi Ahmad Pensiun, Sony Dwi Kuncoro Beri Kritik kepada PBSI
"Hampir setiap atlet yang keluar dari PBSI akan merasakan kejanggalan dalam proses degradasi," tutur Sony melalui akun Instagram pribadinya.
"Tahun 2014 saya meninggalkan pelatnas dengan cara, yang menurut saya, kurang menghargai saya yang sudah 13 tahun di pelatnas. Waktu itu ranking (saya) 15 dunia."
"Bagaimana tidak? Pertama kali saya tahu berita tentang degradasi melalui koran. Beberapa hari saya tunggu tidak ada pembicaraan dari pengurus."
"Akhirnya saya menanyakan surat keluar agar saya mendapat kepastian. Surat keluar, saya dapat. Itupun surat diberikan oleh karyawan."
Baca Juga: Unggah Foto dengan Pelatih, Melati Daeva Oktavianti Beri Kode Soal Masa Depannya
Proses promosi-degradasi tahun ini mendapat sorotan.
Pasalnya, pasangan ganda campuran terbaik di pelatnas, Praveen Jordan dan Melati Daeva Oktavianti, sudah dirumorkan keluar sejak Desember lalu.
Hafiz Faizal dan Gloria Emanuelle Widjaja yang tahun lalu masih menempati peringkat 8 dunia juga disebut masuk dalam daftar degradasi.
PBSI masih bungkam mengenai rumor mengenai dua pasangan yang tahun lalu terbilang under-perform itu.
Baca Juga: Respons PBSI soal Beredarnya Surat Panggilan Tes yang Tak Sertakan Praveen/Melati
"Nanti kalau sudah ada SK (surat keputusan, red) saya baru bisa berkomentar," kata Kepala Pembinaan dan Prestasi PP PBSI, Rionny Mainaky, dikutip dari Kompas.com.
"Saya tidak bisa bilang mereka didegradasi karena SK belum ada dan kami masih ada pembicaraan lagi," sambungnya.
Keputusan akhir mengenai hasil promosi dan degradasi pelatnas PBSI direncanakan akan diumumkan pada akhir Januari ini.
"Target diumumkan Januari ini. Akhir Januari sudah beres, publik sudah akan tahu siapa-siapa saja yang terdegradasi dan dipromosikan," ucap Agung.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Kompas.com, Tribunnews.com |
Komentar