Sementara Permadi melihat kurangnya semangat juang Praveen/Melati disebabkan kejenuhan yang mereka alami.
"Mereka sudah redundant. Mereka di pelatnas sekian lama, bertanding sudah sering, bahkan kompetisi itu sudah sebagai satu rutinitas," tutur Permadi.
"Jadi gregetnya itu sudah tidak ada (untuk berkompetisi). Kalau kita lihat dari penampilan mereka tidak ada gregetnya," imbuh dia.
"Buat mereka kompetisi itu sudah kayak makan nasi saja. Makanya sesekali harus makan steak. Itu yang tidak ada, mereka telah di titik di mana merasa bahwa kompetisi itu rutinitas."
Baca Juga: PBSI Ungkap Alasan Andalkan Darah Muda pada Kejuaraan Beregu Asia 2022
Praveen/Melati dan eks pelatnas lain, Gloria Emanuelle Widjaja, yang kini bermain bersama Dejan Ferdinansyah, akan didukung PB Djarum mulai tahun ini.
PB Djarum menargetkan kedua pasangan tersebut untuk lolos ke Olimpiade Paris 2024. Tak hanya reward, PB Djarum jua menyiapkan punishment dalam evaluasi.
Kedua pasangan direncanakan mengikuti German Open, All England Open, dan Swiss Open yang dihelat Maret mendatang.
Mantan pelatih pelatnas, Vita Marissa dan Minarti Timur, akan menangani tim ganda campuran klub asal Kudus tersebut.
Baca Juga: Semangat Tak Mati walau Didegradasi, Praveen/Melati Mau Berprestasi Tahun Ini
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Tribunnews.com |
Komentar