BOLASPORT.COM - Operator Liga Indonesia, PT Liga Indonesia Baru harus bersiap-siap mengantisipasi gelombang ketiga dari pandemi Covid-19 yang terjadi bulan ini hingga Maret 2022.
Beberapa Epidemiolog Indonesia sudah merilis bahwa Indonesia sudah memasuki gelombang ketiga Covid-19 pada bulan ini hingga bulan Maret mendatang.
Dampaknya pun kian meluas hingga ke industri olahraga, termasuk Liga sepakbola (Liga 1) dan Liga Basket (IBL).
Indonesian Basketball League (IBL) pun sudah mengumumkan siapa saja yang terinfeksi Covid-19 dan memutuskan untuk menunda seluruh pertandingan kemarin.
Sementara itu, Liga 1 juga mengalami masalah yang sama dengan yang dialami oleh Liga Basket, bedanya hampir tak ada pengumuman terkait siapa saja pemain yang positif Covid-19.
Terlepas dari itu, sudah puluhan pemain Liga 1 terinfeksi Covid-19 dan dua pertandingan resmi ditunda.
Baca Juga: Soal Penundaan Kompetisi, Pelatih Persebaya: Cukup Riskan untuk Dihentikan
Padahal seperti yang kita tahu, bulan Februari adalah bulan krusial penentuan juara dan penentuan zona degradasi.
Dengan adanya berbagai penundaan dan jarak antar pertandingan yang rata-rata hanya terpentang 4 hari, maka jadwal Liga 1 jelas mengganggu tim-tim yang mengalami penundaan.
Belum lagi banyak pemain yang bakal mendapat panggilan Tim Nasional U-23 yang bakal melakoni Piala AFF U-23 bulan ini dengan jadwal bertabrakan dengan Liga 1.
Baca Juga: Tiga Pemainnya Positif Covid-19, Ini yang Dilakukan PSIS Semarang
Karena itu, kemungkinan opsi terbaik yang bisa disarankan untuk klub-klub Liga 1 saat ini adalah memanfaatkan sejumlah darah muda.
Keterbatasan akibat infeksi Covid-19 di kalangan pemain seharusnya jadi kesempatan bagi klub untuk mempercayakan starting eleven kepada darah muda.
Hal ini sudah dilakukan oleh Arema FC, Persib Bandung, dan Persebaya Surabaya ketika disapu oleh badai Covid-19.
Baca Juga: Alasan Persebaya Tak Lakukan Pergantian Pemain kala Melawan PSIS
Harapan itu sudah disuarakan Direktur Operasional PT LIB, Sudjarno saat rapat darurat Liga 1 pada 2 Februari 2022.
“Begini harapan kita ketika ditunda satu, misalnya Madura United kemarin yang mengajukan penundaan kemudian Persib," ujar Sudjarno.
"Kami harapkan begitu minta penundaan, mereka sudah mempunyai juga rencana untuk mendatangkan pemain-pemain terdaftar, pemain mudanya untuk mengisi kekurangan itu.”
“Itu yang kami harapkan misalnya match berikut Madura United sudah bisa main, itu yang kami inginkan termasuk Persib,” imbuhnya.
Baca Juga: Tanggapan Persib dan Persija terkait Rencana Liga 1 Pindah Lokasi
Persib Bandung menurunkan sejumlah pemain pelapis saat menang 1-0 saat melawan Persikabo 1973.
Sementara itu, Arema FC juga sempat menahan imbang 0-0 PSIS Semarang saat seluruh pemain asingnya absen.
Kemudian, Persebaya juga berhasil menang 1-0 lawan PSS Sleman saat laga pekan ke-21 Liga 1 musim 2021/22 dengan skema yang serupa.
Baca Juga: PSIS Tak Beri Ancaman, Persebaya Gagal Menang karena Kurang Beruntung
Sekedar informasi dalam regulasi Liga 1, setiap tim dapat menurunkan pemain-pemain muda dibawah 20 tahun diluar 35 pemain yang sudah didaftarkan ke Operator sepanjang telah disetujui dalam Sistem Informasi dan Administrasi PSSI.
Nama-nama seperti Marselino Ferdinan, Ronaldo Kwateh, Achmad Figo, hingga Kakang Rudianto bisa dimainkan tanpa harus didaftarkan dalam 35 pemain Liga 1.
Menjawab narasi ketidakadilan untuk tim-tim besar, Sudjarno kembali lagi menyinggung komitmen tim di awal kompetisi.
Baca Juga: Malaysia dalam Proses Naturalisasi Sergio Aguero
“Harapan kami, klub-klub merespons dengan melaksanakan pasal 52 ayat lima yang bisa mendatangkan pemain mudanya U20 atau U23 untuk bisa menggantikan pemain, sesuai dengan yang sudah didaftarkan,” ujar Sudjarno.
“Kenapa tidak sekarang? Karena waktunya tidak mencukupi. Namun, berikutnya tidak ada alasan lain untuk tidak mendatangkan pemain muda,” terangnya.
“Karena ini menjadi komitmen, menjadi bagian dari regulasi kita supaya bisa terus berkompetisi,” pungkasnya.
Editor | : | Mochamad Hary Prasetya |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar