Selain itu, kekayaan bersih klub juga bertambah.
Pada akhir 2010, total kekayaan bersih klub-klub divisi utama Eropa mencapai 1,9 miliar euro atau Rp 31 triliun.
Adapun sejak pandemi mulai pada 2020, nilai itu naik menjadi 10,3 miliar euro (Rp 168 triliun).
Hal ini menunjukkan bahwa seandainya pandemi Covid-19 terjadi 10 tahun lalu, banyak klub yang tidak akan bisa sintas karena bangkrut.
Baca Juga: Sudah Bekerja Terlalu Banyak, Kylian Mbappe Tak Mau Piala Dunia Dua Tahun Sekali
Di sisi lain, para pemain sepak bola justru semakin kaya selama pandemi.
Gaji pemain di klub-klub besar terus naik dan diperkirakan mencapai total 11,9 miliar euro atau Rp 194 triliun.
Sebanyak 91 persen alokasi pendapatan klub digunakan untuk biaya pemain, dengan rincian 56 persen untuk gaji, 18 persen untuk biaya transfer, dan 71 persen lagi untuk gaji staf teknis dan administratif.
Baca Juga: UEFA Pastikan Tottenham Hotspur Kalah WO dan Tersingkir dari UECL
Andrea Traverso, Direktur Keberlanjutan Keuangan dan Riset UEFA, sudah mengusulkan adanya perubahan manajemen keuangan dalam sepak bola.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Marca |
Komentar