BOLASPORT.COM - Pandemi Covid-19 yang belum menunjukkan tanda-tanda berakhir sejak 2020 menimbulkan kerugian untuk klub-klub Eropa.
Dikutip BolaSport.com dari Marca, UEFA merilis laporan tahunan Licensing Benchmarking Report.
Laporan itu menyebutkan bahwa klub-klub Eropa harus mengeluarkan uang yang sangat banyak untuk menghadapi pandemi Covid-19.
Total klub di liga-liga Eropa harus mengeluarkan uang hingga tujuh miliar euro atau setara Rp 114 triliun.
Jika dikomparasi, jumlah tersebut mencapai hampir 50 kali lipat kerugian angka korupsi e-KTP di Indonesia, seperti yang dilaporkan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 2018 lalu.
Tingginya angka pengeluaran klub karena pandemi membuat aktivitas klub di bursa transfer pun berkurang.
Beberapa hal yang membuat sepak bola tetap sintas adalah karena dukungan para suporter dan investor.
Laporan dari UEFA mengeklaim bahwa peraturan finansial yang mereka lakukan turut membantu para klub menyeimbangkan neraca keuangan, yaitu dengan membatasi angka investasi kepemilikan saham pemilik klub.
Baca Juga: Gara-gara Hal Ini, Carlo Ancelotti Bisa Absen Dampingi Real Madrid Musim Ini
Selain itu, kekayaan bersih klub juga bertambah.
Pada akhir 2010, total kekayaan bersih klub-klub divisi utama Eropa mencapai 1,9 miliar euro atau Rp 31 triliun.
Adapun sejak pandemi mulai pada 2020, nilai itu naik menjadi 10,3 miliar euro (Rp 168 triliun).
Hal ini menunjukkan bahwa seandainya pandemi Covid-19 terjadi 10 tahun lalu, banyak klub yang tidak akan bisa sintas karena bangkrut.
Baca Juga: Sudah Bekerja Terlalu Banyak, Kylian Mbappe Tak Mau Piala Dunia Dua Tahun Sekali
Di sisi lain, para pemain sepak bola justru semakin kaya selama pandemi.
Gaji pemain di klub-klub besar terus naik dan diperkirakan mencapai total 11,9 miliar euro atau Rp 194 triliun.
Sebanyak 91 persen alokasi pendapatan klub digunakan untuk biaya pemain, dengan rincian 56 persen untuk gaji, 18 persen untuk biaya transfer, dan 71 persen lagi untuk gaji staf teknis dan administratif.
Baca Juga: UEFA Pastikan Tottenham Hotspur Kalah WO dan Tersingkir dari UECL
Andrea Traverso, Direktur Keberlanjutan Keuangan dan Riset UEFA, sudah mengusulkan adanya perubahan manajemen keuangan dalam sepak bola.
Sementara itu, Presiden UEFA, Aleksander Ceferin, mengatakan laporan yang dirilis UEFA sudah menunjukkan keberhasilan industri sepak bola untuk bertahan dari pandemi.
“Krisis Covid-19 sudah menunjukkan sejauh apa sepak bola menjadi bagian dari masyarakat Eropa,” kata Ceferin dalam responsnya.
“Sepak bola adalah penyambung hidup untuk semua orang. Saya takkan membuat prediksi berani untuk tahun depan, kecuali bahwa sepak bola Eropa akan tetap kuat, stabil, dan bersatu, terlepas dari pandemi masih ada atau tidak,” ucapnya lagi.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Marca |
Komentar