"Sekarang saya bisa merasakan itu, dulunya tidak, ketika situasi tersebut datang, saya merasa tidak nyaman."
"Sebenarnya akan lebih mudah jika saya mengetahui terkena kecemasan ketika masih berkarier, karena mungkin bisa memperbaikinya untuk menjadi lebih baik," sambungnya.
Meski tengah berada dalam puncak kariernya, Casey Stoner mengakui dirinya sempat ingin mati.
Hal itu tidak lepas dari rasa sakit yang teramat sangat yang diderita Casey Stoner akibat gangguan kecemasan itu.
Baca Juga: Stoner Khawatir dengan Cedera Marc Marquez yang Bisa Pengaruhi Kariernya
"Saya mempunyai reputasi buruk karena sedikit tertutup dari orang-orang dan media, karena saya tidak pernah nyaman melakukan itu. Saya tidak pernah nyaman dengan situasi berada di kerumunan," tutur Stoner.
"Lalu ketika masa hari balapan, mungkin mulai terasa selama dua tahun terakhir di MotoGP, semakin baik penampilan saya di akhir pekan, semakin rasanya saya ingin meninggal."
"Saya benar-benar meringkuk di lantai motorhome. Sakit banget rasanya, perut terasa kembung. Saat itu saya rasanya tidak ingin balapan."
"Saya tidak bisa santai, justru lebih khawatir. Saya merasakan tekanan dari tim, semua orang yang terlibat membantu saya, semuanya."
Baca Juga: Casey Stoner Ungkap Alasan Tidak Menyesal Pensiun di Puncak Karirnya
Editor | : | Agung Kurniawan |
Sumber | : | Motorsport.com |
Komentar