“Namun, saya tidak membenci Wembley. Stadion Wembley sangat bagus dan saya menyukainya. Penampilan tim-tim saya pada dua final tersebut juga oke.”
Baca Juga: Manchester United dan Ralf Rangnick Punya Utang Budi ke Juergen Klopp
“Baik pada 2013 maupun 2016, Borussia Dortmund dan Liverpool membalikkan situasi pada babak kedua, mencetak gol yang bagus, dan bisa saja menang.”
“Kalah lewat adu penalti juga wajar terjadi. Tidak ada trauma. Semua baik-baik saja.”
Enam tahun setelah kekalahan dari Manchester City, tim Liverpool sudah mengalami banyak perombakan.
Dari 18 pemain yang masuk skuad pada babak final pada 2016, hanya ada empat pemain yang masih bertahan.
One. More. Day.#EFL | #CarabaoCupFinal pic.twitter.com/ESwIQS9PSy
— Carabao Cup (@Carabao_Cup) February 26, 2022
Mereka adalah Jordan Henderson, Roberto Firmino, James Milner, dan Divock Origi.
Menurut Klopp, sekalipun saat itu Liverpool merombak skuadnya dan mereka bisa menjadi juara melawan Man City, situasi timnya tidak akan banyak berubah dibandingkan sekarang.
“Mungkin dengan skenario itu, kekalahan melawan Man City jadi terasa wajar. Namun, menurut saya situasi Liverpool tidak akan banyak berubah,” ucap Klopp.
“Tugas saya akan tetap sama seandainya Liverpool menang di final Piala Liga Inggris pada 2016.”
“Tidak ada yang menjanjikan pekerjaan saya lebih mudah kalau menjuarai Piala Liga Inggris atau Liga Europa.”
“Jadi, ya, menurut saya kalau kami juara saat itu, tidak ada perubahan besar. Hanya membuat kekalahan kami terasa lebih menyakitkan.”
“Kekalahan kami saat itu sungguh tidak ada gunanya,” ujar Klopp lagi.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | Liverpool Echo |
Komentar