BOLASPORT.COM - Pelatih Liverpool, Juergen Klopp, optimistis akan memenangi final ketiganya di Stadion Wembley setelah dua kali gagal.
Juergen Klopp sudah dua kali merasakan bermain pada babak final di Stadion Wembley, London.
Final pertama Klopp di stadion berkapasitas 90 ribu orang itu adalah pada Liga Champions 2012-2013.
Klopp saat itu masih melatih Borussia Dortmund dan bersua sesama wakil Jerman, Bayern Muenchen, pada partai puncak.
Borussia Dortmund gagal menjadi juara karena kalah 1-2 pada pertandingan tersebut.
Final kedua Klopp di Wembley terjadi tiga tahun kemudian pada musim 2015-2016.
Juergen Klopp baru empat bulan melatih Liverpool sejak Oktober 2015 dan berpeluang meraih trofi perdana bersama tim barunya tersebut.
Mereka harus meladeni Manchester City pada partai puncak Piala Liga, 28 Februari 2016.
Baca Juga: Komentar Robbie Savage soal Persaingan Man City dan Liverpool di Liga Inggris
Juergen Klopp lagi-lagi harus kecewa.
Liverpool kalah dari Manchester City lewat babak adu penalti setelah bermain imbang 1-1 selama 120 menit.
Man City membungkam mereka 3-1 pada adu penalti.
Baca Juga: David Moyes Ungkap Luis Diaz Hampir Tidak ke Liverpool tetapi West Ham
Menurut Klopp, dua kekalahan di final itu yang membuat memorinya tentang Stadion Wembley jadi campur aduk.
Namun, ia yakin akan menang pada final ketiganya di Stadion Wembley, tepatnya saat Liverpool bersua Chelsea pada final Piala Liga Inggris 2021-2022.
Final akan berlangsung pada Minggu (27/2/2022) malam WIB.
???? ???????????????????????????????????? ???????????????????????????? ???????? ???????????? ???????????????????????????? ???????????? ????????????????????...
Now it's time for a return to Wembley ???????? pic.twitter.com/Tfir3Xy4TY
— Liverpool FC (@LFC) February 25, 2022
“Saya menjalani dua final di Wembley dan kalah pada kedua partai tersebut."
"Namun begitu, menurut saya hasil itu tidak jelek. Saya percaya pada kesempatan ketiga,” kata Klopp, dikutip BolaSport.com dari Liverpool Echo.
“Contohnya saja, saya butuh beberapa kali percobaan untuk bisa memenangi Liga Champions, begitu juga untuk kompetisi lain.”
“Namun, saya tidak membenci Wembley. Stadion Wembley sangat bagus dan saya menyukainya. Penampilan tim-tim saya pada dua final tersebut juga oke.”
Baca Juga: Manchester United dan Ralf Rangnick Punya Utang Budi ke Juergen Klopp
“Baik pada 2013 maupun 2016, Borussia Dortmund dan Liverpool membalikkan situasi pada babak kedua, mencetak gol yang bagus, dan bisa saja menang.”
“Kalah lewat adu penalti juga wajar terjadi. Tidak ada trauma. Semua baik-baik saja.”
Enam tahun setelah kekalahan dari Manchester City, tim Liverpool sudah mengalami banyak perombakan.
Dari 18 pemain yang masuk skuad pada babak final pada 2016, hanya ada empat pemain yang masih bertahan.
One. More. Day.#EFL | #CarabaoCupFinal pic.twitter.com/ESwIQS9PSy
— Carabao Cup (@Carabao_Cup) February 26, 2022
Mereka adalah Jordan Henderson, Roberto Firmino, James Milner, dan Divock Origi.
Menurut Klopp, sekalipun saat itu Liverpool merombak skuadnya dan mereka bisa menjadi juara melawan Man City, situasi timnya tidak akan banyak berubah dibandingkan sekarang.
“Mungkin dengan skenario itu, kekalahan melawan Man City jadi terasa wajar. Namun, menurut saya situasi Liverpool tidak akan banyak berubah,” ucap Klopp.
“Tugas saya akan tetap sama seandainya Liverpool menang di final Piala Liga Inggris pada 2016.”
“Tidak ada yang menjanjikan pekerjaan saya lebih mudah kalau menjuarai Piala Liga Inggris atau Liga Europa.”
“Jadi, ya, menurut saya kalau kami juara saat itu, tidak ada perubahan besar. Hanya membuat kekalahan kami terasa lebih menyakitkan.”
“Kekalahan kami saat itu sungguh tidak ada gunanya,” ujar Klopp lagi.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | Liverpool Echo |
Komentar