BOLASPORT.COM - Kegagalan Chelsea menjuarai Piala Liga Inggris 2021-2022 dinilai karena Kepa Arrizabalaga terkena karma atas tindakannya tiga tahun silam.
Kepa Arrizabalaga menjadi sorotan dalam kegagalan Chelsea menjuarai Piala Liga Inggris atau Carabao Cup 2021-2022.
Pada partai final melawan Liverpool di Stadion Wembley, London, Minggu (27/2/2022), Chelsea baru memainkan Kepa Arrizabalaga pada menit ke-119.
Kepa Arrizabalaga sengaja dimasukkan Thomas Tuchel untuk menghadapi adu penalti setelah pertandingan berakhir imbang 0-0 hingga babak tambahan waktu.
Sebelumnya, Kepa Arrizabalaga menjadi pahlawan Chelsea saat juara Piala Super Eropa 2021 kontra Villarreal.
Baca Juga: Mendy Jungkir Balik Mentalkan 6 Tembakan, Kepa Malah Loloskan Lebih Banyak ke Gawang
Kiper asal Spanyol ini juga masuk menggantikan Mendy pada menit ke-119 dan menjadi pahlawan Chelsea dalam babak tos-tosan dengan menggagalkan dua penalti Villarreal.
Namun, dalam pertandingan melawan Liverpool, Kepa gagal mementahkan satu pun tendangan lawan dari 11 percobaan.
Selain itu, Kepa juga tak berhasil menjalankan tugas sebagai eksekutor ke-11 Chelsea setelah tendangannya membuat bola melambung jauh di atas mistar.
Akibatnya, The Blues pun gagal meraih gelar Piala Liga Inggris dan terpaksa menyaksikan The Reds mengangkat trofi.
Menurut mantan bek Chelsea, Frank Leboeuf, kegagalan penalti Kepa yang membuat The Blues tak berhasil menjuarai Piala Liga Inggris ini disebabkan oleh karma sang penjaga gawang.
Frank Leboeuf menilai Kepa terkena karma untuk insiden final Piala Liga Inggris pada 2019 saat dirinya menolak untuk diganti.
Baca Juga: Thomas Tuchel Dilarang Ganti Kiper Lagi untuk Adu Penalti Berikutnya
Pelatih Chelsea saat itu, Maurizio Sarri, berencana mengganti Arrizabalaga dengan Willy Caballero.
Sarri menilai Caballero saat itu lebih senior sehingga pengalaman panjangnya bisa berguna dalam adu penalti.
Caballero sudah berdiri di pinggir lapangan, tetapi Arrizabalaga memberikan isyarat bahwa tidak mau diganti.
Sarri pun akhirnya menurut dan memilih untuk menyimpan Caballero kembali.
Keputusan itu ternyata menjadi awal dari petaka karena Kepa juga tidak mampu membawa Chelsea juara.
Dengan Kepa bertugas di bawah mistar gawang, Chelsea menyerah dengan skor 3-4 dari Manchester City pada babak adu penalti.
Baca Juga: Chelsea Vs Liverpool - Jangan Salahkan Kepa, Salahkan Thomas Tuchel
"Saya tidak ingin bersikap keras pada Kepa, tetapi mungkin itu adalah karma," kata Leboeuf, dikutip BolaSport.com dari YouTube ESPN UK.
"Ingat bahwa dia tidak ingin diganti beberapa tahun lalu dalam adu penalti dan Chelsea kalah."
"Mungkin karena seseorang di atas sana memutuskan untuk menghukumnya."
"Saya pikir itu sedikit tidak adil bagi Edouard Mendy yang mengantarkan tim nasionalnya menang di Piala Afrika dan menghentikan beberapa tendangan dalam adu penalti."
"Tidak ada yang adil, tidak ada yang tidak adil, itu hanya keputusan yang dibuat oleh staf teknis dan para pemain harus menerimanya," ujar Leboeuf lagi.
Leboeuf juga menolak menyalahkan Tuchel atas keputusan memasukkan Kepa.
"Titik baliknya adalah Kepa bukan penembak penalti, bukan karena dia bukan penjaga gawang yang bagus," ujar pria yang mempersembahkan 6 gelar untuk Chelsea ini.
"Penalti yang dia tembakkan sangat mengerikan, itu seperti tendangan konversi dalam rugbi. Jadi, itu tendangan konversi yang sukses," ucap Leboeuf menambahkan.
Editor | : | Septian Tambunan |
Sumber | : | YouTube ESPN UK |
Komentar