BOLASPORT.COM - Keputusan menjual Chelsea akibat invasi Rusia ke Ukraina dianggap tidak adil untuk pemilik klub, Roman Abramovich.
Diberitakan BolaSport.com sebelumnya, Roman Abramovich memutuskan untuk menjual Chelsea setelah 19 tahun menjadi pemilik klub asal Kota London itu.
Roman Abramovich mengumumkan keputusannya itu pada Rabu (2/3/2022) waktu setempat atau Kamis dini hari WIB.
Ia menjual Chelsea menyusul sorotan yang dia terima seiring invasi ke Ukraina oleh Rusia.
Kedekatan Roman Abramovich dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, telah menimbulkan seruan bagi Pemerintah Inggris untuk memberlakukan tindakan tegas.
"Dalam situasi saat ini, saya telah mengambil keputusan untuk menjual Chelsea karena saya yakin ini demi kepentingan terbaik klub, para penggemar, karyawan, serta sponsor dan mitra klub," kata Abramovich, dikutip BolaSport.com dari situs resmi Chelsea.
Berita dari Sky Sports mengeklaim bahwa sudah ada dua orang yang tertarik menjadi pemilik baru Chelsea.
Mereka adalah konglomerat Swiss, Hansjorg Wyss, serta investor asal Amerika Serikat, Todd Boehly.
Baca Juga: Chelsea Dijual, N'Golo Kante: Kami Tak Siap Ditinggal Roman Abramovich
Keputusan Roman Abramovich menjual Chelsea mengundang reaksi, salah satunya dari Amanda Staveley.
Amanda Staveley merupakan salah satu pemilik sesama klub Liga Inggris, Newcastle United.
Ia menilai keputusan menjual Chelsea tidak adil untuk Roman Abramovich.
“Isu geopolitik akan selalu ada. Dunia ini tidak akan bebas dari masalah. Saya sedih melihat orang sekelas Roman Abramovich harus melepas Chelsea karena ia mungkin dekat dengan Vladimir Putin,” kata Staveley.
Baca Juga: Hanya dalam 10 Hari, Chelsea Tak Lagi Milik Roman Abramovich
“Sejujurnya menurut saya keputusan itu tidak adil. Di sisi lain, saya menilai kita semua harus bertanggung jawab dengan semua relasi yang kita punya.”
Ia membandingkan situasi Roman Abramovich dengan situasi di klub Newcastle United.
Newcastle United diakuisisi oleh konsorsium Arab Saudi dengan nilai 30 juta poundsterling atau Rp 5,8 triliun.
Baca Juga: Liga Inggris Berencana Terapkan Tes Hak Asasi Manusia kepada Calon Pemilik Klub
Amanda Staveley adalah figur yang memimpin proses akuisisi tersebut.
Tidak semua orang memandang positif pengambilalihan Newcastle United mengingat reputasi minor Arab Saudi dalam isu hak asasi manusia.
“Menurut saya kita semua harus mengingat bahwa Arab Saudi adalah negara yang besar dan penting. Saya menyukai orang-orangnya dan melihat sendiri bahwa negara ini sudah banyak berubah.”
“Saya membahas ini dari perspektif pribadi dan bukan dari Newcastle United. Menurut saya lebih penting untuk antusias soal sepak bola ketimbang terlibat dalam perang,” tuturnya.
Dalam wawancara terpisah, Chief Executive Premier League, Richard Masters, menilai sudah melakukan tindakan yang benar.
Masters memprediksi perubahan kepemilikan bisa dilakukan hanya dalam 10 hari.
"Perkembangan itu membawa semakin dekat pada kesepakatan antara Premier League dengan konsorsium," ungkap reporter Sky Sports, Keith Downie pada Rabu (6/10/2021).
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Sky Sports |
Komentar