Aleksander Ceferin juga bersikeras bahwa perang adalah situasi yang paling mengerikan dan harus dihentikan.
"Saya berbicara melalui telepon selama 48 jam dengan klub dan pelatih untuk mengeluarkan mereka dari Ukraina," kata Aleksander Ceferin, dinukil BolaSport.com dari The Guardian.
Baca Juga: Penjualan Chelsea Dianggap Tidak Adil untuk Roman Abramovich
"Sulit bagi saya untuk menjelaskan betapa sedihnya percakapan itu. Salah satu pemain yang meninggalkan Ukraina datang ke rumah saya, yang lain datang hari ini."
"Mereka memberi tahu saya tentang anak-anak mereka dan tentang bom yang meledak di luar rumah mereka."
"Saya bangga dengan keluarga sepak bola bahwa kami berdiri bersama untuk melakukan bagian kami, bagian dari sepak bola."
"Sangat sulit untuk mengatakan apa yang akan terjadi besok, tetapi perang ini harus dihentikan," tutur Ceferin mengakhiri.
Baca Juga: Puas dengan Kinerja Bek Veteran Brasil, Barcelona Siapkan Kontrak Baru
UEFA sendiri telah mengambil langkah tegas terkait invasi Rusia ke Ukraina.
Badan tertinggi sepak bola Eropa tersebut telah memindahkan venue final Liga Champions 2021-2022 dari Saint Petersburg ke Stade de France, Saint Denis, Prancis.
Tidak hanya itu, UEFA juga telah memutus kontrak kerja sama sponsor dengan Gazprom yang memiliki durasi jangka panjang.
Editor | : | Bonifasius Anggit Putra Pratama |
Sumber | : | The Guardian |
Komentar