BOLASPORT.COM - Asosiasi Sepak Bola Polandia telah mendesak FIFA untuk membuka kembali jendela transfer darurat, sementara itu UEFA dikabarkan siap memfasilitasi pemain keluar dari Ukraina.
Invasi Rusia ke Ukraina yang dilancarkan sejak 24 Februari 202 telah berimbas diberbagai sektor tak terkecuali bidang olahraga, khususnya sepak bola.
Beragam sanksi internasional telah mengintai Rusia sebagai akibat dari operasi militer ke Ukraina.
Tidak luput dari perhatian adalah para pesepak bola baik itu pemain dan pelatih yang mencari nafkah di negeri beruang merah tersebut.
Salah satunya termasuk nasib ratusan pemain asing yang saat ini masih bermain untuk klub Rusia di Liga Rusia.
Baca Juga: Rusia Ajukan Banding atas Sanksi yang Diberikan FIFA dan UEFA
Sebelumnya, bek Ukraina, Yaroslav Rakitskyi, telah meninggalkan Zenit Saint Petersburg pada awal Maret 2022.
Selain itu, pelatih Lokomotiv Moscow, Markus Gisdol, meninggalkan posisinya sebagai juru taktik.
Selain itu, Daniel Farke, mantan pelatih Norwich City yang baru saja bergabung dengan Krasnodar, juga meninggalkan posisinya tanpa pernah memimpin satu pertandingan pun.
Kedua pelatih tersebut menyatakan keprihatinan atas invasi Rusia ke Ukraina.
Baca Juga: Cristiano Ronaldo Aslinya Dua Orang, di Real Madrid dan Juventus Ternyata Berbeda
Asosiasi Sepak Bola Polandia telah meminta FIFA membuka kembali jendela transfer sebagai cara untuk pemain pindah dan keluar dari Rusia.
Dilansir BolaSport.com dari The Guardian, pengenaan sanksi global kepada Rusia telah menyebabkan beberapa klub berjuang untuk membayar upah pemain.
Upah yang diberikan oleh klub kepada pemain umumnya disepakati dalam nominal euro.
Beberapa pemain papan atas dilaporkan menghadapi prospek pemutusan kontrak mereka.
Baca Juga: Pelatih Shakhtar Donetsk Junior Jadi Korban Invasi Rusia ke Ukraina
Dengan demikian, rencana untuk membuka kembali jendela akan membuat semua pemain yang dikontrak diberi kesempatan untuk merundingkan kesepakatan dengan klub lain.
Di luar itu, Presiden UEFA, Aleksander Ceferin, telah mengatakan bahwa dirinya telah mencoba untuk membantu para pemain dan pelatih keluar dari Ukraina.
Aleksander Ceferin juga bersikeras bahwa perang adalah situasi yang paling mengerikan dan harus dihentikan.
"Saya berbicara melalui telepon selama 48 jam dengan klub dan pelatih untuk mengeluarkan mereka dari Ukraina," kata Aleksander Ceferin, dinukil BolaSport.com dari The Guardian.
Baca Juga: Penjualan Chelsea Dianggap Tidak Adil untuk Roman Abramovich
"Sulit bagi saya untuk menjelaskan betapa sedihnya percakapan itu. Salah satu pemain yang meninggalkan Ukraina datang ke rumah saya, yang lain datang hari ini."
"Mereka memberi tahu saya tentang anak-anak mereka dan tentang bom yang meledak di luar rumah mereka."
"Saya bangga dengan keluarga sepak bola bahwa kami berdiri bersama untuk melakukan bagian kami, bagian dari sepak bola."
"Sangat sulit untuk mengatakan apa yang akan terjadi besok, tetapi perang ini harus dihentikan," tutur Ceferin mengakhiri.
Baca Juga: Puas dengan Kinerja Bek Veteran Brasil, Barcelona Siapkan Kontrak Baru
UEFA sendiri telah mengambil langkah tegas terkait invasi Rusia ke Ukraina.
Badan tertinggi sepak bola Eropa tersebut telah memindahkan venue final Liga Champions 2021-2022 dari Saint Petersburg ke Stade de France, Saint Denis, Prancis.
Tidak hanya itu, UEFA juga telah memutus kontrak kerja sama sponsor dengan Gazprom yang memiliki durasi jangka panjang.
Editor | : | Bonifasius Anggit Putra Pratama |
Sumber | : | The Guardian |
Komentar