“Di Muenchen, kami tidak bisa mengaktifkan kekuatan itu hingga 100 persen. Pep selalu punya analisis yang benar. Perhitungannya selalu tepat," ucap Sammer.
“Namun, akibatnya, tim Bayern Muenchen berhenti berpikir sejenak. Dalam menjalankan prosesnya, Pep tidak memberi ruang untuk Bayern bertumbuh.”
“Karena itulah para pemain tidak bisa mengambil inisiatif sendiri agar taktik Guardiola berjalan 100 persen,” tutur mantan pelatih Borussia Dortmund itu.
Hal tersebut yang dinilai Matthias Sammer membuat Pep Guardiola belum sukses memenangi Liga Champions setelah dia hengkang dari Barcelona.
Matthias Sammer membandingkan dengan pelatih seperti Jupp Heynckes atau Ottmar Hitzfeld, dua pendahulu Pep Guardiola di kursi pelatih Die Roten, julukan Bayern Muenchen.
Baik Hitzfeld maupun Heynckes sama-sama sukses membawa Bayern Muenchen juara di Liga Champions.
“Rahasia pemimpin hebat seperti Ottmar Hitzfeld dan Jupp Heynckes adalah mereka memberikan ruang untuk tim untuk mandiri,” ucap Matthias Sammer lagi.
Pep Guardiola masih punya kesempatan menutup musim 2021-2022 dengan tiga trofi juara.
Man City masih menguasai klasemen Liga Inggris serta berkompetisi di Piala FA dan Liga Champions.
Editor | : | Ade Jayadireja |
Sumber | : | Goal International |
Komentar