“Hal yang sama berlaku untuk kemenangan Inter di Liverpool. Tentunya, tim memainkan terlalu banyak permainan di sepakbola modern,” ujar Sacchi melanjutkan.
Hal ini berbanding terbalik ketika Sacchi mengomentari pola permainan yang digunakan oleh AC Milan.
Baca Juga: Demi Chelsea Tanding di Liga Champions, Thomas Tuchel Rela Nyetir Sendiri ke Kandang Lille
Sacchi mengatakan bahwa AC Milan lebih bermain kolektif dan tidak bergantung kepada satu pemain saja untuk memenangkan laga.
“Ada tim yang menempatkan pemain tunggal sebagai inti dari proyek mereka,” ucap Sacchi.
“Tim lain menempatkan gaya bermain, yang digunakan untuk membantu pesepakbola tunggal. Milan termasuk di antara mereka dan itulah mengapa pemain tak dikenal muncul.”
“Namun, Milan harus selalu bermain bagus karena mereka tidak memiliki pengalaman atau pengetahuan teknis pemain mahal.”
Baca Juga: Disuruh Kembali ke Arsenal, Aubameyang: Maaf, Bukannya Kita Semua Sudah Bahagia?
Former Italy coach Arrigo Sacchi compares Inter to a ‘squeezed lemon’ but insists Milan do not have the best team in Italy. https://t.co/AeDHBTUYh3 #ACMilan #Milan #FCIM #Inter #Napoli #Juve #Juventus #SerieA #Scudetto #Sacchi
— footballitalia (@footballitalia) March 14, 2022
“Pemain Milan tidak mahal. Jika mereka memenangkan gelar, itu adalah mahakarya karena mereka telah membangun tim tanpa menghabiskan banyak uang.”
“Saya suka cara mereka bermain. Mereka bukan tim terbaik, tapi mereka memainkan sepakbola terbaik.”
“Contohnya saat melawan Empoli, mereka tidak memenuhi tugas, tetapi untuk sekali ini, tidak apa-apa,” kata Sacchi menambahkan.
Editor | : | Bonifasius Anggit Putra Pratama |
Sumber | : | Football Italia |
Komentar