BOLASPORT.COM - Kepala Tim WithU Yamaha RNF, Razlan Razali, membagikan rahasianya tentang hubungannya dengan Valentino Rossi.
Razlan Razali pernah mendapat kesempatan berharga untuk menjadi kepala tim terakhir Valentino Rossi sebelum sang pembalap pensiun pada MotoGP 2021.
Razlan Razali, saat itu menangani Petronas Yamaha SRT, mendapat tawaran dari Yamaha untuk menyediakan tempat bagi Valentino Rossi yang tergusur dari tim pabrikan.
Kepindahan Rossi ke Petronas Yamaha SRT tidak berjalan mulus.
Baca Juga: MotoGP Indonesia 2022 - Profil Sirkuit Mandalika, Sirkuit Berkarakter Cepat tetapi Aman
Selain karena negosiasi yang melibatkan banyak pihak, nama besar Rossi tak otomatis membuat Razali yakin 100 persen untuk menerima tawaran Yamaha.
Ada dua alasan. Pertama adalah karena merekrut Rossi tidak sesuai dengan misi Petronas SRT untuk mengorbitkan talenta-talenta muda.
Adapun alasan kedua karena Rossi menunjukkan penurunan performa dengan paceklik podium pada paruh terakhir musim 2019, patokan awal dalam negosiasi kontrak.
Razali tampaknya puas melihat dirinya memiliki posisi tawar lebih tinggi daripada Rossi yang kariernya berada di ujung tanduk.
Kepuasan pribadi tersebut didasari pengalaman kurang menyenangkan yang dialami Razali.
Dalam serial dokumenter "MotoGP Unlimited", Razali menceritakan bagaimana Rossi pernah tak mengacuhkannya saat dia hendak meminta tanda tangannya.
"Saya dulu adalah penggemar beratnya, sungguh," kata Razali, dilansir BolaSport.com dari GPOne.
"Pada 2005 dia datang ke Malaysia untuk tes pramusim, saya meminta dia menandatangani buku yang saya pegang dan dia melewati saya tanpa berkata apapun."
Baca Juga: MotoGP Indonesia 2022 - Profil Sirkuit Mandalika, Sirkuit Berkarakter Cepat tetapi Aman
"Jadi saya berpikir dia datang ke negara saya dan memperlakukan saya seperti ini? Anda tidak akan pernah juara dunia lagi," sambung mantan CEO Sirkuit Sepang.
Kutukan Razali tidak berhasil. Walau sempat disela puasa gelar, Rossi menjadi juara MotoGP tiga kali lagi yaitu pada musim 2005, 2008, dan 2009.
"Sejak saat itu saya kehilangan minat terhadap dirinya sampai kami diberikan tawaran untuk merekutnya sebagai pembalap," ungkap Razali.
"Itulah hidup, karma. Saya tidak pernah memberitahunya," tandasnya.
Baca Juga: MotoGP Indonesia 2022 - Dovizioso Prediksi Balapan di Mandalika Berlangsung Tidak Biasa
Razali dalam kesempatan lain menegaskan tidak ada paksaan dari Yamaha agar Petronas Yamaha SRT menampung Rossi di dalam skuad mereka.
Satu alasan yang membuat Razali memberi kesempatan kepada Rossi adalah keberhasilan The Doctor finis ketiga, di usia 41 tahun, pada seri kedua MotoGP 2020.
"Saya skeptis sampai Valentino menaiki tangga podium ketiga bersama Fabio Quartararo dan Maverick Vinales pada balapan kedua di Jerez pada Juli 2020," tuturnya kepada Speedweek.
"Saya dalam hati berkata oke, mungkin dia bisa melakukannya."
Baca Juga: Meski Tak Balapan Lagi, Valentino Rossi Menang Banyak pada Akhir Pekan MotoGP Qatar
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | GPOne.com |
Komentar