BOLASPORT.COM - Seringnya Manchester United gonta-ganti pelatih dengan gayanya masing-masing, Paul Pogba jadi tak berkembang di Setan Merah.
Pada tahun 2016, Paul Pogba kembali ke Manchester United setelah dibeli dari Juventus dengan harga 105 juta euro atau sekitar 1,7 trilun rupiah.
Gelandang timnas Prancis itu pulang ke Manchester United dengan harapan akan meraih banyak gelar bersama Setan Merah.
Akan tetapi, setelah enam tahun berada di Man United, Paul Pogba belum bisa mempersembahkan titel Liga Inggris dan Liga Champions.
Pogba "hanya" mampu membawa Man United menjuarai Piala Liga Inggris 2016-2017 dan Liga Europa 2016-2017.
Selain tidak mampu mendapatkan banyak gelar, Pogba juga tak bisa mengulangi performa apiknya bersama Juventus di Man United.
Baca Juga: Karier di Man United Hancur, Paul Pogba Buka Peluang Pindah PSG
Dilansir BolaSport dari Manchester Evening News, Pogba mengatakan kegagalannya di Manchester United karena dia tidak punya peran tetap di lini tengah Setan Merah.
"Di Manchester United, apakah saya benar-benar memiliki peran?" ujar Paul Pogba, dilansir BolaSport dari Manchester Evening News.
"Saya menanyakan ini pada diri sendiri dan saya tidak punya jawaban," kata Pogba menambahkan.
Apa yang dikatakan oleh Pogba memang benar.
Pasalnya, sejak dibeli dari Juventus, Pogba mengalami situasi yang terus berubah di Man United.
Apalagi, Man United kerap gonta-ganti pelatih yang merugikan Pogba.
Pogba telah bermain di bawah sejumlah pelatih Man United, mulai dari Jose Mourinho, Ole Gunnar Solskjaer hingga Ralf Rangnick, yang masing-masing mewakili gaya bermain berbeda.
Baca Juga: Tanda-tanda Hengkang dari Man United Makin Jelas, Paul Pogba Akui Kariernya Hancur di Old Trafford
Alhasil, peran Pogba di lini tengah Man United secara teratur berubah tergantung pada skenario.
Hal tersebut membuat Pogba tak bisa berkembang seperti saat di Juventus.
Ketika masih bermain di Juventus, Pogba bisa berkembang pesat karena saat itu I Bianconeri tak pernah ganti pelatih.
Juventus menggunakan formasi 3-5-2 yang diterapkan Antonio Conte.
Dalam formasi tersebut, Pogba biasa bermain di kanan atau kiri dari Andrea Pirlo sehingga punya kebebasan untuk ikut maju menyerang.
Adapun di Manchester United, Pogba, yang biasanya ditempatkan dalam skema dua gelandang Man United, mengakui prioritasnya adalah untuk bertahan.
Sebenarnya, ketika bermain di timnas Prancis, Pogba bisa tampil ciamik di skema dua gelandang karena dia ditandemkan dengan pemain energik macam N'Golo Kante yang bisa menutupi sebagian besar area lapangan.
Oleh karena itu, kegagalan Paul Pogba di Manchester United bukan sepenuhnya kesalahan sang gelandang, tetapi juga ada faktor gonta-ganti pelatih yang membuat Pogba tak punya peran tetap di Man United.
Baca Juga: Setelah Rumah Disatroni Maling, Paul Pogba Akui Sempat Depresi hingga Kurung Diri
Editor | : | Septian Tambunan |
Sumber | : | Manchester Evening News |
Komentar