Mereka belum lagi mampu meraih gelar dan hanya menjadi runner-up pada 2018. Saat itu mereka dikalahkan Jakarta Pertamina Energi di final.
Ayi Subarna selaku Manajer Tim Bank BJB mengharapkan timnya mampu mengulangi kesuksesan 16 tahun silam.
"Anak-anak diinstruksikan untuk bermain lepas, tanpa beban," ujar Ayi Subarna, melalui rilis yang diterima BolaSport.com dari PBVSI.
"Ini adalah pertandingan terakhir jadi tidak usah merasa ada beban," sambungnya.
Baca Juga: Final Proliga 2022 - Tantang Samator, LavAni Akan Tampil Totalitas
Sementara itu, Gresik Petrokimia bertekad memperbaiki sejarah dengan menjadi juara. Tim asal Kota Pudak itu belum pernah menjadi juara Proliga.
Sejak bergulirnya Proliga dari tahun 2002, Gresik Petrokimia empat kali masuk final dan empat kali pula menjadi runner-up.
Empat pencapaian tertinggi Gresik Petrokimia terjadi pada musim 2002, 2003, 2006, dan 2007. Gresik Petrokimia sendiri hanya sekali absen dari perhelatan Proliga pada 2018.
Senada dengan rival, Manajer Tim Gresik Petrokimia, Nanda Kiswanto, meminta kepada para pemain untuk tampil tanpa beban.
"Anak-anak bermain lepas di grand final ini. Karena kami menjadi finalis tidak disangka-sangka. Justru beban itu adanya di Bank BJB," ucap Nanda Kiswanto.
"Para pemain diupayakan untuk melupakan prestasi Petrokimia yang lalu," tambahnya.
Baca Juga: Final Four Proliga 2022 - JPX Tumbang, LavANi Amankan TIket Grand Final
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | PBVSI |
Komentar