BOLASPORT.COM - Presiden Paris Saint-Germain, Nasser Al-Khelaifi, membongkar borok Liga Super Eropa. Ketiadaan visi dan banyaknya kebohongan adalah salah satunya.
European Super League atau Liga Super Eropa sempat menjadi isu yang sangat panas di dunia sepak bola Benua Biru.
Ada 12 tim elite Eropa yang sempat ikut terlibat dalam pembentukan kompetisi tandingan dari Liga Champions itu.
Namun, ada juga klub elite yang ternyata tidak ikut dalam pembentukan Liga Super Eropa.
Salah satu klub elite Eropa yang tidak ikut campur dalam Liga Super Eropa adalah Paris Saint-Germain.
Sebelumnya, para pendiri Liga Super Eropa memang menyebut kalau mereka tidak mengundang PSG untuk bergabung.
Namun, fakta lain diungkapkan oleh Presiden PSG, Nasser Al-Khelaifi.
Baca Juga: Sergio Busquets: Saya Ingin Lionel Messi Kembali ke Barcelona
Dalam sebuah wawancara dengan BBC yang dikutip BolaSport.com, Al-Khelaifi mengaku kalau dirinya sempat diajak untuk menjadi pencetus Liga Super Eropa.
Saat itu, PSG diiming-imingi cek dengan nominal yang sangat besar, yakni 400 juta euro atau setara dengan Rp 6,4 triliun.
Meskipun ditawari cek dengan nominal yang sangat besar, Al-Khelaifi rupanya tidak tergiur.
Pria asal Qatar itu langsung menolak tawaran para pendiri Liga Super Eropa yang ingin memberontak kepada UEFA.
Akan tetapi, saat launching, pemimpin Liga Super Eropa sekaligus Presiden Real Madrid, Florentino Perez, mengatakan tidak pernah mengajak PSG.
Pernyataan tidak benar dari Perez tersebut membuat Al-Khelaifi semakin yakin tidak bergabung dengan Liga Super Eropa.
Tak hanya penuh dengan kebohongan, Al-Khelaifi juga menyebut kalau tim-tim yang bergabung di Liga Super Eropa tidak memiliki stabilitas.
Baca Juga: Emang Bakat, Lionel Messi Ternyata Jarang Melatih Tendangan Bebasnya
Kompetisi tandingan Liga Champions itu dinilai tidak memiliki visi keuangan jangka panjang untuk menjamin para partisipan.
"Saya bisa saja mengambil cek Liga Super Eropa senilai 400 juta euro," kata Al-Khelaifi.
"Mereka mengundang saya. Kemudian, ketika saya bilang tidak, mereka bilang mereka tidak mengundang saya, itulah kesimpulannya."
"Masalah dengan klub ESL adalah mereka tidak memiliki stabilitas."
"Mereka tidak memiliki visi keuangan jangka panjang."
"Mereka terus berbicara tentang kontrak hukum mereka dengan klub Liga Super Eropa."
"Apa yang mereka lupakan adalah sepak bola adalah kontrak sosial, itu bukan kontrak legal, mereka melambaikan tangan di selembar kertas."
"Florentino Perez berbicara kepada saya di pertandingan Liga Champions dan mengatakan, 'Kami harus mendapatkan poin di mana kami dapat berbicara dengan Anda.' Saya sangat keras dengannya."
"Saya bilang saya senang berbicara, tetapi jika dia akan melakukan hal-hal di belakang saya, saya tidak tertarik," tutur Al-Khelaifi melanjutkan.
Baca Juga: Cuma Jadi Pemain Pinggiran di PSG, Georginio Wijnaldum Petik Pelajaran Penting
Liga Super Eropa memang diprakarsai oleh klub-klub elite Eropa untuk membentuk kompetisi baru.
Kompetisi tersebut nantinya akan menghadirkan banyak pertandingan besar untuk memanjakan para penikmat sepak bola.
Akan tetapi, Liga Super Eropa ditentang oleh banyak pihak, termasuk Asosiasi Sepak Bola Eropa (UEFA).
Tak hanya itu, banyak penggemar yang juga mendesak klub kesayangan mereka hengkang dari keanggotaan Liga Super Eropa.
Hasilnya, anggota Liga Super Eropa kini hanya tersisa tiga klub, yakni Barcelona, Juventus, dan Real Madrid.
Editor | : | Septian Tambunan |
Sumber | : | BBC |
Komentar