Musim lalu, dalam pertemuan antara Leicester City dan Crystal Palace di King Power Stadium pada 27 April 2021 terdapat jeda dalam pertandingan untuk memungkinkan bek The Foxes, Wesley Fofana, dan gelandang The Eagles, Cheikhou Kouyate untuk berbuka puasa.
Itu merupakan tantangan bagi pesepakbola profesional muslim yang cenderung mengubah pola latihan mereka untuk mengatasi kerasnya bulan Ramadan dalam kompetisi khususnya di Premier League.
Musim lalu pula ada kesepakatan informal antara kapten untuk mengizinkan jeda singkat saat bola mati yang membuat para pemain muslim dapat berbuka puasa dalam pertandingan.
Sebagian besar klub di Liga Inggris secara teratur mencari bimbingan Islami dari MCS atas nama pemain muslim mereka, termasuk mengenai masalah seperti menunda puasa.
Muslim Chaplains in Sport (MCS) dibentuk pada tahun 2014 dan merupakan satu-satunya organisasi sejenis yang didukung dan didanai oleh Premier League dan EFL.
Muslim Chaplains in Sport (MCS) telah bekerja di 92 klub sepak bola profesional untuk menyampaikan kuliah dan seminar pendidikan Islami.
"Meskipun tidak ada aturan Islam bagi para atlet, kami memberikan saran tentang bagaimana mereka dapat menjaga puasa mereka," kata direktur pelaksana MCS, Ismail Bhamji seperti dilansir BolaSport.com dari BBC.com.
"Dan mendiskusikan apakah mereka memenuhi syarat untuk pengecualian, seperti ketika mereka bepergian atau sakit."
Editor | : | Bonifasius Anggit Putra Pratama |
Sumber | : | BBC.com |
Komentar