BOLASPORT.COM – Simao Sabrosa sebut kemenangan Benfica atas Liverpool pada tahun 2006 bisa terulang kembali ketika kedua tim bersua di babak perempat final Liga Champions 2021-2022.
Liverpool akan melawan Benfica di babak perempat final Liga Champions 2021-2022 pada Selasa (5/4/2022) waktu setempat atau Rabu dini hari pukul 02.00 WIB.
Leg pertama Benfica akan menjadi tuan rumah terlebih dahulu dengan laga akan dimainkan di Stadion da Luz.
Sementara leg kedua akan dihelat di Anfield, kandang Liverpool pada Rabu (13/4/2022) waktu setempat atau Kamis dini hari pukul 02.00 WIB.
Pertemuan terakhir kedua tim di Liga Champions terjadi pada musim 2005-2006 pada babak 16 besar.
Saat itu, Liverpool yang berstatus sebagai juara bertahan harus gugur dengan cepat setelah mengalami kekalahan agregat dengan skor 0-3.
Baca Juga: Kejadian Langka di Kandang PSG, Trio MNM Kompak Bikin Gol
Benfica bisa menjadi batu sandungan Liverpool mengingat pada babak 16 besar, tim berjuluk Si Elang ini mengalahkan salah satu unggulan juara Ajax Amsterdam dengan agregat 3-2.
Sebelumnya pada babak grup, Benfica tergabung dengan Bayern Muenchen, Barcelona, dan Dynamo Kyiv.
Secara mengejutkan mereka mampu lolos di bawah Bayern Muenchen usai banyak yang memprediksi Barcelona yang akan lolos.
Eks pemain Benfica, Simao Sabrosa, merupakan salah satu pemain yang mengalahkan Liverpool di babak 16 besar Liga Champions 2005-2006.
Pada leg pertama musim itu, Benfica yang menjamu Liverpool berhasil keluar sebagai pemenang dengan skor tipis 1-0.
Baca Juga: Hasil dan Klasemen Liga Italia - Curi 3 Poin, Napoli Pepet AC Milan di Puncak
“Saya ingat semuanya. Suasananya brilian berkat para penggemar. Liverpool adalah juara Liga Champions dengan tim yang sama,” kata Simao, dikutip BolaSport.com dari The Guardian.
“Mereka tidak terlalu banyak berubah dan ketika kami melihat starting XI, saya melihat Steven Gerrard tidak bermain.”
“Jadi kami sangat senang karena Gerrard adalah pemain terbaik Liverpool, salah satu pemain terbaik Liverpool dan pemain terbaik di Eropa.”
“Kami mulai bermain dan hanya berpikir untuk memenangkan pertandingan dan kami bermain untuk menang.”
“Sementara Liverpool tidak bermain untuk menang dan mereka tidak bermain dengan baik,” ujar Simao menambahkan.
Baca Juga: Ingin Rebut Hati Penggemar Chelsea, Keluarga Ricketts Bikin Delapan Komitmen
Simão Sabrosa: ‘Benfica played for the win, Liverpool did not – 2006 can be repeated.' Interview by @Will_Unwin https://t.co/jxMWzpD30O
— Guardian sport (@guardian_sport) April 3, 2022
Pada laga leg kedua yang dihelat di Anfield, Liverpool harus tumbang dengan skor 0-2 yang memupuskan harapan mereka untuk mempertahankan gelar.
“Gol itu adalah peluang pertama kalinya kami mendapatkan bola, tetapi kami tahu apa yang harus dilakukan,” ucap Simao.
“Saya mengeluarkan dua pemain dan saya mencetak gol. Setelah gol itu, tim mulai bernapas karena sulit bermain di Anfield secara emosional.”
“Ada keheningan dari para penggemar Liverpool, tetapi saya banyak berteriak ketika saya berlari ke bangku cadangan untuk merayakannya dengan teman-teman saya.”
“Sangat menyenangkan mendengar 4.000 penggemar Benfica. Kami sering merayakan gol pertama dan kemudian ketika Miccoli mencetak gol kedua, itu luar biasa.”
“Saya tidak akan pernah melupakan momen itu dan saya tidak akan pernah melupakan Anfield karena setelah pertandingan kami merayakannya.”
Baca Juga: Antonio Conte Bikin Tottenham Kunyah Newcastle 5-1, Bukan Rekor Kemenangan Terbesar
“Setelah kami masuk ke dalam ruang ganti kami kembali keluar untuk merayakannya dengan para penggemar kami dan juga dengan para penggemar Liverpool yang tetap tinggal," ujar Simao.
Simao mengatakan bahwa Benfica bisa menggunakan momen tersebut sebagai motivasi kala menghadapi The Reds.
Kendati tidak diunggulkan, Benfica bisa memberi kejutan dan akan menyulitkan Liverpool di Liga Champions.
“Saya tahu Liverpool memiliki pemain hebat tetapi kami juga memiliki pemain hebat.”
“Segalanya mungkin, seperti yang terjadi saat melawan Barcelona atau Ajax musim ini. Saya pikir tahun 2006 bisa terulang,” tutur Simao mengakhiri.
Editor | : | Bonifasius Anggit Putra Pratama |
Sumber | : | theguardian.com |
Komentar