"Harapan kita, komisi disiplin dan komite etik dapat bekerja adil, jujur dan transparan dalam investigasinya."
"Kami mohon juga agar tidak ada intervensi dari pihak manapun, karena kita semua tahu bahwa Badan Yudisial adalah badan yang independen," ujar BTM.
Baca Juga: Catat! Jadwal Lengkap Timnas U-23 Indonesia di SEA Games 2021
Lebih lanjut, Benhur Tomi Mano menyebut pihaknya merasa dirugikan atas sikap tidak adil pemangku sepak bola Indonesia.
Mulai dari hilangnya jatah ke Piala AFC, tidak diajak bertanding di Piala Menpora hingga persoalan lain saat berlaga di Liga 1 2021-2022.
Salah satu paling krusial adalah sanksi pengurangan tiga poin karena tidak menghadiri pertandingan melawan Madura United pada laga tunda pekan ke-22 Liga 1 2021-2022.
Padahal, manajemen Persipura sudah menyatakan tidak bisa berangkat ke stadion akibat banyak anggota yang terpapar Covid-19.
Baca Juga: Satu Pemain Timnas U-23 Indonesia Keluar dari Klubnya, Siapa yang Mau Angkut?
"Musim ini kita banyak rintangan dan halangan, diawali dulu saat jatah AFC, (jatah) kita justru diberikan PSSI ke klub lain."
"Sejak saat itu, kita mulai merasakan gejolak-gejolak yang lain, termasuk perlakukan tidak adil dan merata dari LIB hingga kami tidak ikut Piala Menpora."
"Kemudian saat kompetisi baru berjalan beberapa pertandingan, ada Exco PSSI lainnya yang juga pemilik klub menghubungi kami dan menyampaikan seakan-akan sudah tahu bila kami akan degradasi."
"Kemudian perlakuan tidak fair dan tidak adil dari LIB sehingga kita tidak hadir saat menghadapi Madura United, hingga pertandingan terakhir kompetisi yang menurut kami janggal," pungkas BTM.
View this post on Instagram
Editor | : | Bagas Reza Murti |
Sumber | : | tribun papua |
Komentar