BOLASPORT.COM - Chelsea memikul misi nyaris mustahil untuk menang dengan selisih 3 gol di kandang Real Madrid. Belum ada tim yang bisa melakukan comeback tandang sehebat itu di Liga Champions.
Kekalahan Chelsea dari Real Madrid di leg 1 perempat final Liga Champions, Rabu (6/4/2022), membuat rencana mereka mempertahankan gelar makin berabe.
Kendati mentas di Stamford Bridge, armada Thomas Tuchel digilas Los Blancos 1-3.
Agar bisa lolos ke semifinal, Chelsea kudu membalasnya dengan kemenangan berselisih 3 gol di Santiago Bernabeu (12/4/2022).
Di sini masalah datang karena artinya The Blues harus mencatat sejarah baru jika ingin mewujudkan misi tersebut.
Selama ini, momen-momen kebangkitan terhebat lebih banyak muncul ketika sebuah tim kalah duluan dengan pertemuan pertamanya terjadi di markas lawan.
Baca Juga: Chelsea Kebanjiran 7 Gol dalam 5 Hari, Thomas Tuchel: Kami Bisa Dibantai Real Madrid di Leg 2
Namun, jika leg pertamanya digelar di kandang sendiri, hanya ada satu klub yang sukses melakukan comeback setelah takluk dengan selisih 2 gol sejak era Liga Champions.
Menurut referensi data BolaSport.com dari Transfermarkt, klub langka yang dimaksud adalah Manchester United.
Pada babak 16 besar Liga Champions 2018-2019, Setan Merah kalah 0-2 saat menjamu Paris Saint-Germain dalam leg pertama di Old Trafford.
Syahdan, skuad United asuhan Ole Gunnar Solskjaer membuat keajaiban dengan membalikkan keadaan di Paris.
Pada duel kedua, Setan Merah menghajar PSG 3-1, di mana gol penentunya juga dramatis karena dicetak Marcus Rashford via penalti di menit ke-90+4.
Jadilah Man United melenggang ke perempat final dengan agregat seimbang (3-3), tapi unggul dalam aturan gol tandang.
PSG vs Manchester United, 2019
United were undone at Old Trafford and travelled to the French capital with 10 members of their squad ruled out.
Solskjaer’s patched-up side kept the tie alive through a brace through Lukaku before Rashford converted a penalty in the final minute. pic.twitter.com/BD35jVrBth
— Standard Sport (@standardsport) May 8, 2019
Ironisnya, Thomas Tuchel berada dalam pusaran sejarah yang sama.
Tim yang didepak Manchester United kala itu tak lain adalah PSG asuhannya.
Chelsea dan Tuchel mungkin bisa saja mereplika prestasi United tiga tahun silam, tetapi harus dengan cara lebih hebat.
Penghapusan aturan gol away membuat The Blues wajib menang minimal selisih 3 gol guna membalikkan keadaan, tak cukup dengan 2 gol lagi.
Baca Juga: Romelu Lukaku Gagal Cetak Gol di Muka Gawang Real Madrid, Pelatih Chelsea Ikut Mumet
Belum ada klub yang mampu membukukan comeback tandang seperti itu di era Liga Champions.
Satu lagi keajaiban yang harus diciptakan Tuchel adalah bikin The Blues menang berselisih 3 gol untuk kali pertama di partai tandang fase gugur.
Sepanjang sejarah mereka, margin kemenangan terbesar Chelsea di tahap knock-out Liga Champions hanya 2 gol.
Salah satunya terjadi dengan skor 3-1 atas Liverpool di perempat final 2008-2009.
Misi nyaris mustahil Chelsea untuk lolos ke semifinal musim ini terjadi akibat hattrick Karim Benzema yang bersarang ke gawang Edouard Mendy.
Bomber timnas Prancis itu menyiksa The Blues dengan gol-golnya pada menit ke-21, 24', dan 46'.
Adapun Chelsea sekadar sempat menipiskan defisit melaui sundulan Kai Havertz jelang turun minum (40').
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Transfermarkt.com |
Komentar