"United malah menargetkan pemain kreatif selama bertahun-tahun, dengan Bruno Fernandes dan Paul Pogba lebih terkenal karena bakat mereka daripada pressing mereka."
"Namun, Rangnick tiba-tiba memaksakan filosofi sepakbolanya sendiri ke tim ini dan gagal mengenali kekuatan dan kelemahan skuad."
"Gagal menyesuaikan gaya permainan dengan kekuatan skuad adalah dosa besar yang bisa dilakukan seorang manajer."
"Dia ingin menerapkan pendekatannya dengan pressing dan itu tampak menjanjikan dalam pertandingan pertamanya sebagai pelatih dalam kemenangan 1-0 atas Crystal Palace di mana United memenangkan penguasaan bola 12 kali di sepertiga akhir, total tertinggi mereka dalam setiap pertandingan musim ini."
"Namun, itu tidak berkelanjutan. Ini bukan tim dengan gaya bermain pressing. Ini bukan tim dengan naluri bertahan, keinginan untuk bekerja keras dan terorganisir dan melacak kembali dan mengambil bola," tutur Keown melanjutkan.
Baca Juga: Manchester United Kalah dari Liverpool karena Pemain dan Pelatih Tidak Punya Motivasi
Musim ini, Rangnick telah memimpin 25 pertandingan Manchester United di berbagai kompetisi.
Dari 25 pertandingan itu, Rangnick membawa Setan Merah meraih 10 kemenangan, 8 hasil imbang, dan 7 kekalahan.
Rangnick juga membuat Manchester United gugur di babak 16 besar Liga Champions dan babak keempat Piala FA.
Editor | : | Bonifasius Anggit Putra Pratama |
Sumber | : | Daily Mail |
Komentar