Proses serangan kilat satu sentuhan yang terbangun secara sistematis ini memang jadi andalan Nerazzurri.
Metode seperti itu juga mirip dengan penerapan pendahulu Inzaghi di bangku pelatih Inter, Antonio Conte.
Keduanya sama-sama mengeksploitasi para wingback sebagai sumber alternatif serangan, bahkan muara terciptanya gol.
Peran pemain seperti Dumfries jadi bukan sekadar penyuplai bola dari sayap.
Con quattro pregevolissimi tocchi di prima consecutivi l’Inter va dalla difesa al gol di Dumfries che sblocca contro la Roma pic.twitter.com/1NnkBW5rs2
— Tancredi Palmeri (@tancredipalmeri) April 23, 2022
Inzaghi sendiri merasa beruntung karena terbantu kinerja apik para wingback yang dia miliki sehingga menunjang aplikasi gaya permainan tim.
"Kami tahu Roma sangat agresif menjaga para penyerang, jadi ada ruang untuk wingback kami menyerang," kata eks striker dan pelatih Lazio, dikutip BolaSport.com dari Football Italia.
Baca Juga: Inter Milan Terbaik, Jose Mourinho Ingin Mantan Timnya Juarai Liga Italia
"Kondisi Dumfries segar, (dia istirahat) setelah Matteo Darmian tampil hebat melawan AC Milan."
"Sementara Robin Gosens mulai menemukan bentuk permainannya juga. Mereka semua memiliki peluang (tampil)," imbuh Inzaghi.
Inter Milan menuntaskan laga melawan tim asuhan mantan pelatih favorit mereka, Jose Mourinho, dengan kemenangan 3-1.
Editor | : | Beri Bagja |
Sumber | : | Football-italia.net |
Komentar