"Menurut saya PSG bukan klub untuk para pelatih yang jago taktik. PSG butuh pelatih yang bisa dihormati dan memberi daya kepada pemain," kata Morin.
"Mereka butuh pelatih yang bisa berurusan dengan urusan politik pemain. Sosok yang tepat contohnya adalah Carlo Ancelotti dan Zinedine Zidane," ucap Morin menambahkan.
Toh, jika sosok pelatihnya sudah ketemu pun, sang juru taktik anyar akan menghadapi skuad PSG yang jauh dari kata rapi.
Cyril Morin menyebut PSG tak punya sosok pemimpin.
"PSG bukan tim yang bisa menerima perubahan radikal. Mereka juga tak punya sosok pemimpin," kata Morin.
"Saat ada yang salah, semua pemain tidak bisa bertanggung jawab dan situasi jadi lebih buruk."
"Kita lihat buktinya pada final Liga Champions tahun 2020, lalu tahun 2021 saat melawan Manchester City, dan tahun ini di kandang Real Madrid."
"Bandingkan dengan juara Liga Champions tiga musim terakhir, Liverpool, Bayern Muenchen, dan Chelsea. Mereka bukan cuma tim berisi pemain berbakat."
"Tiga tim ini dibangun dengan satu gagasan. PSG hanya membeli pemain yang sedang ramai dibahas alih-alih pemain yang memang diperlukan," tutur Morin lagi.
Kritik untuk PSG belum selesai sampai situ.
Cyril Morin juga membahas kemungkinan Antonio Conte bisa menjadi suksesor Pochettino seperti yang digadang-gadang.
Antonio Conte diklaim akan menggantikan posisi Pochettino sebagai pelatih PSG untuk musim 2022-2023.
"Antonio Conte ke PSG tak ubahnya pernikahan teraneh sepanjang sejarah. Saya tak tahu apakah bisa sukses, tetapi perpaduan itu akan sangat menarik," ujar Morin.
"Kalau betul Conte sudah bicara dengan PSG, niat mereka berarti serius. Hanya saja mereka harus membereskan situasi internal dulu," tutur Morin menambahkan.
Editor | : | Septian Tambunan |
Sumber | : | EuroSport |
Komentar