BOLASPORT.COM - Isu pemecatan Mauricio Pochettino direken sebagai wujud relasi tidak sehat dengan manajemen Paris Saint-Germain.
Diberitakan BolaSport.com sebelumnya, Mauricio Pochettino dilaporkan akan dilepas oleh Paris Saint-Germain dalam waktu dekat.
Posisi Pochettino kemungkinan besar akan digantikan oleh pelatih Tottenham Hotspur, Antonio Conte.
Jika rumor tersebut berubah jadi nyata, maka situasi Mauricio Pochettino tak ubahnya ungkapan air susu dibalas air tuba.
Pasalnya, Pochettino baru saja mengantar PSG menjuarai Liga Prancis 2021-2022.
Jurnalis Eurosport, Cyril Morin, sudah memprediksi skenario pemecatan Mauricio Pochettino.
Morin menilai Pochettino tidak mendapat bantuan semestinya dari manajamen PSG.
Akibatnya, visi Pochettino tidak punya tempat di kubu Les Parisiens.
"Mauricio Pochettino tidak ditakdirkan gagal bersama PSG, tetapi dia juga tidak dibantu," kata Morin.
"Dia harus berurusan dengan tim yang tak sesuai dengan gagasannya. Selama ini Direktur PSG, Leonardo, yang mengurus transfer pemain."
"Selain Georginio Wijnaldum, tidak satu pun pemain baru PSG mewakili gaya main Pochettino seperti saat dia di Tottenham," ucap Morin lagi.
Namun, Morin menggarisbawahi bahwa Pochettino tidak 100 persen bebas dari tanggung jawab.
Mantan pelatih Southampton dan Tottenham Hotspur itu juga punya kesalahan yang cukup fatal.
Kegagalan paling mencolok adalah Pochettino tak sanggup menyatukan tiga pemain bintang PSG, Kylian Mbappe, Neymar Jr, dan Lionel Messi.
"Pochettino gagal menciptakan harmoni antara ketiga pemain ini. Buruknya performa Messi dan Neymar juga turut andil," ujar Morin.
"Selain itu, Pochettino harus menyenangkan Keylor Navas dan Gianluigi Donnarumma, itu bukan hal yang ia inginkan."
"Lingkungan PSG tidak membantu sama sekali. Namun, Pochettino juga tidak sigap mengubah keadaan."
"Pada November dan Desember seharusnya ada perubahan di klub, tetapi tidak terjadi," tutur Morin melanjutkan.
Seandainya Mauricio Pochettino betul-betul dipecat, Morin pun menilai PSG butuh figur pelatih yang bisa mengendalikan ruang ganti.
"Menurut saya PSG bukan klub untuk para pelatih yang jago taktik. PSG butuh pelatih yang bisa dihormati dan memberi daya kepada pemain," kata Morin.
"Mereka butuh pelatih yang bisa berurusan dengan urusan politik pemain. Sosok yang tepat contohnya adalah Carlo Ancelotti dan Zinedine Zidane," ucap Morin menambahkan.
Toh, jika sosok pelatihnya sudah ketemu pun, sang juru taktik anyar akan menghadapi skuad PSG yang jauh dari kata rapi.
Cyril Morin menyebut PSG tak punya sosok pemimpin.
"PSG bukan tim yang bisa menerima perubahan radikal. Mereka juga tak punya sosok pemimpin," kata Morin.
"Saat ada yang salah, semua pemain tidak bisa bertanggung jawab dan situasi jadi lebih buruk."
"Kita lihat buktinya pada final Liga Champions tahun 2020, lalu tahun 2021 saat melawan Manchester City, dan tahun ini di kandang Real Madrid."
"Bandingkan dengan juara Liga Champions tiga musim terakhir, Liverpool, Bayern Muenchen, dan Chelsea. Mereka bukan cuma tim berisi pemain berbakat."
"Tiga tim ini dibangun dengan satu gagasan. PSG hanya membeli pemain yang sedang ramai dibahas alih-alih pemain yang memang diperlukan," tutur Morin lagi.
Kritik untuk PSG belum selesai sampai situ.
Cyril Morin juga membahas kemungkinan Antonio Conte bisa menjadi suksesor Pochettino seperti yang digadang-gadang.
Antonio Conte diklaim akan menggantikan posisi Pochettino sebagai pelatih PSG untuk musim 2022-2023.
"Antonio Conte ke PSG tak ubahnya pernikahan teraneh sepanjang sejarah. Saya tak tahu apakah bisa sukses, tetapi perpaduan itu akan sangat menarik," ujar Morin.
"Kalau betul Conte sudah bicara dengan PSG, niat mereka berarti serius. Hanya saja mereka harus membereskan situasi internal dulu," tutur Morin menambahkan.
Editor | : | Septian Tambunan |
Sumber | : | EuroSport |
Komentar