Pasukan Carlo Ancelotti sudah menang 3-1 pada leg pertama di London.
Tetapi, mereka di luar dugaan berada dalam kondisi hampir mati lagi karena Chelsea unggul 3-0 sampai menit ke-80 laga leg kedua di Santiago Bernabeu.
Saat itu Chelsea unggul agregat 4-3 dan sudah di ambang lolos ke semifinal.
Gol Rodrygo menyelamatkan Real Madrid di menit ke-80 yang memaksa agregat menjadi sama kuat 4-4 dan pertandingan dilanjutkan ke perpanjangan waktu.
Mirip dengan cerita di semifinal, Karim Benzema muncul sebagai penentu kelolosan Real Madrid pada extra time.
Golnya di menit ke-96 membawa Real Madrid berbalik unggul agregat 5-4 dan lolos ke semifinal.
Tiga kali menyingkirkan klub-klub paling mewah di Eropa dengan melakukan comeback setelah berada dalam kondisi nyaris kalah jelas membuktikan kekuatan mental Real Madrid.
Darah biru Real Madrid di Liga Champions membuat DNA juara benar-benar kuat dimiliki Si Putih.
Real Madrid memang bisa dianggap sebagai "bangsawan" di Liga Champions mengingat mereka adalah klub yang paling sering menjadi juara.
Sekarang Real Madrid berpeluang menambah koleksi trofi Si Kuping Besar.
Kalau bisa mengalahkan Liverpool pada 28 Mei mendatang, Real Madrid berarti sudah 14 kali menjadi juara.
Jumlah itu dua kali lipat dari pesaing terdekatnya, AC Milan, yang baru 7 kali menjadi juara Liga Champions.
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar