Jonatan menghadapi partai final dengan kepercayaan diri walau dia berusaha menahannya agar tidak memengaruhi permainannya di lapangan.
"Setelah kami menang melawan Denmark, saya merasa kami cukup confidence untuk kita bisa meraih gelar juara, tetapi saya coba untuk menahan rasa itu agar tidak terlalu berlebih," kata Jonatan.
"Ternyata Shi Yu Qi dan Lu Guang Zu harus main pertama. Dan setelah tahu Lu Guang Zu yang main pertama, confidence saya lebih naik lagi."
Jonatan sendiri dipaksa bertanding hingga rubber game. Namun, juara Asian Games tersebut menolak dianggap panik.
"Sebelum match ketiga tidak ada kepanikan, balik lagi, saya berpikir now or never. Jadi saya menganggap poin 0-0 lagi, Indonesia tidak leading 2-0, tapi saya berpikir bagaimana cara membuat diri saya terkontrol lagi," ujar Jonatan.
Jonatan menguasai gim ketiga. Upaya netting dari Li pada kedudukan 19-13 dibalas dengan galak oleh Jonatan. Championship point, 20-13 untuk Jonatan.
Pada titik itu para pemain Indonesia sudah beranjak dari bangku untuk bersiap-siap merayakan pesta juara.
"Saya gak pernah berpikir satu poin lagi kami bisa bawa pulang Piala Thomas dan itu bukan mimpi saya, tetapi mimpi seluruh tim dan masyarakat Indonesia pastinya," aku Jonatan.
Jonatan akhirnya mampu memastikan kemenangan. Dia pun segera diserbu oleh rekan-rekan setimnya.
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | BWFBadminton.com |
Komentar