Hasil itu menjadi pembalasan dendam mereka usai dua kali ditumbangkan Hoki/Kobayashi ketika berduel dalam tajuk Indonesian Badminton Festival tahun lalu.
"Abis melawan Hoki/Kobayashi, mungkin itu momennya merasa bisa menjadi juara. Rasanya sudah tanggung," kata Pramudya dalam wawancara bersama BolaSport.com di Instagram Live, Jumat (6/5/2022).
Jelang menghadapi Hoki/Kobayashi, Pramudya dan Yeremia mengakui telah mempersiapkan strategi dengan baik.
"Tidak tanya strategi ke Bagas/Fikri. Ada yang bantu rekam pertandingan. Jadi kami lihat dari situ dan dari kekalahan kami dalam dua pertemuan terakhir," ucap Pramudya.
"Dua kali kalah, kami lihat matinya di mana, cara mengalahkan mereka bagaimana."
"Menurut saya, kami bisa menang karena mereka kurang tenang. Mereka agak panik mainnya, jadi saya lebih menekan biar mereka tidak bisa keluar dari tekanan," tutur Yeremia menimpali.
Melangkah ke semifinal, Pramudya/Yeremia berjumpa dengan sesama ganda Indonesia, Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto.
Berduel selama tiga gim, pasangan peringkat ke-17 itu mengalahkan Fajar/Rian untuk mengunci final.
Di laga final, Pramudya/Yeremia menemui pasangan Malaysia, Aaron Chia/Soh Wooi Yik, dan memenangi pertandingan 23-21, 21-10.
Hasl ini menjadi medali emas pertama bagi Pramudya/Yeremia ketika tampil pada Kejuaraan Asia 2022.
Baca Juga: Kejuaraan Asia 2022 - Rebut Medali Perak, Jonatan Tak Kecewa
Editor | : | Dwi Widijatmiko |
Sumber | : | BolaSport.com |
Komentar