Seperti kata Espargaro, untungnya dia tidak keluar dari Aprilia sebelum mengalami musim tersukses sepanjang kariernya di semua kelas grand prix.
Sebagai informasi, baru pada musim ini pembalap berusia 32 tahun itu bisa finis tiga besar lebih dari satu kali dalam semusim dan meraih kemenangan.
Espargaro membeberkan bahwa kesetiaannya terhadap Aprilia terinspirasi dari kesuksesan Andrea Dovizioso di Ducati.
Dovizioso juga datang ke Ducati ketika pabrikan Borgo Panigale tersebut mengalami kegagalan dalam proyek ambisius dengan Valentino Rossi.
Baru tiga tahun setelah berseragam Ducati, tepatnya pada musim 2016, Dovizioso merasakan kemenangan yang sudah lama dinantinya.
Dovizioso mengalami kesuksesan lebih besar dengan menjadi pesaing terberat Marc Marquez dalam perburuan gelar selama tiga musim beruntun pada 2017-2019.
"Faktanya ketika saya tiba di Aprilia, saya mengatakan dalam beberapa wawancara, kepada orang terdekat, dan bahkan kepada diri saya sendiri bahwa teladan paling nyata adalah Andrea Dovizioso," ucap Espargaro.
"Dia mungkin seorang pembalap yang masuk kategori paling bertalenta seperti Casey Stoner, Dani Pedrosa, Marc Marquez dan Jorge Lorenzo."
"Tetapi dengan ketekunan dan bertahan di tim yang sama, Dovi berhasil mengejar gelar dengan motor yang mungkin bukan 100 persen motor pemenang dan itu adalah contoh bagi saya."
Baca Juga: Yamaha Terkejut Fabio Quartararo Pimpin Klasemen MotoGP Setelah Awal yang Sulit
Editor | : | Ardhianto Wahyu Indraputra |
Sumber | : | Motosan.es |
Komentar